Peran Ibu Single Parent
D alam
Mengembangkan Komunikasi Interpersonal Remaja Di Desa Sumber Agung Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong
Alkomariyah Mahasiswa Program
Studi
Adawiyah Pettalongi Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Datokarama Palu [email protected]
Rus’an
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Datokarama Palu
rusan@
iainpalu.ac.id
Abstract This research was conducted in Sumber Agung Village, Mepanga District, Parigi Moutong Regency with the aim of examining the role of single parent mothers in developing interpersonal communication for their teenage children. This study uses qualitative methods, namely by using data collection techniques through direct observation of the object to be studied, interviews (interviews), and documentation by looking at the final results. The data analysis technique that the author uses is data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the results of this study, it was shown that (1) the role of single parent mothers in developing adolescent interpersonal communication in Sumber Agung Village, Kec. Mepanga Kab. Parigi Moutong is already good but still not effective in educating and dividing time in supervising their children. (2) The obstacles commonly faced by single parents are being busy at work because being a Single Parent must be able to play a dual role in working to meet family needs, emotions are not stable sometimes children Teenagers are still emotionally unstable, busy with their world and the environment is not good, making it a littledifficult for Single Parent mothers to deal with their teenage children. Keywords : Single Parent Mother, interpersonal communication Abstrak Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sumber Agung Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong dengan tujuan untuk mengkaji peran dari ibu single parent dalam mengembangkan komunikasi interpersonal anaknya yang sudah remaja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, wawancara (interview), dan dokumentasi dengan melihat hasil akhir. Teknik analisisi data yang penulis gunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Peran Ibu Single Parent dalam mengembangkan komunikasi interpersonal remaja di Desa Sumber Agung Kec. Mepanga Kab. Parigi Moutong sudah baik namun masih kurang efektif dalam mendidik dan membagi waktu dalam mengawasi anaknya. (2) Kendala yang biasa dihadapi orang tua tunggal yaitu kesibukannya dalam bekerja karena menjadi Single Parent harus mampu berperan ganda bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, emosi belum stabil terkadang anak remaja emosinya masih belum stabil, asik dengan dunianya serta lingkungannya yang kurang baik membuat sedikit kesulitan ibu Single Parent dalam menghadapi anak remajanya. Kata Kunci : IbuSingle Parent, Komunikasi Interpersonal PENDAHULUAN Keluarga merupakan tempat yang penting bagi perkembangan anak secara fisik, emosi, spiritual dan sosial.
Keluarga terutama orang tua mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan anak
- anak dikemudian
hari
.
Berbicara tentang single parent atau orang tua tunggal dapat dikaitkan
dengan
seseorang yang mandiri
. Orangtua
tunggal yang mandiri
yaitu orang yang
mampu secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan, dan tanggung jawab dari pasangannya. Pada
dasarnyatidak pernah diharapkan oleh siapapun hidup sebagai single parent.
Terlebih untuk
perempuan
yang menikah, tentunya tidak pernah berharap menjadi seorang single parent.Tapi kenyataannya tidak semua
orangdapat memiliki keluarga yang benar-benar utuh. Orang tua tunggal adalah “orang yang melakukan tugas sebagai orang tua (ayah atau ibu) seorang diri, karena kehilangan/terpisah denganpasangannya. Label janda/duda itu mengena bagi mereka yang ditinggalpasangan mesti itu hanya sementara waktu, missal karena tuntutan studi dan kerja dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan orang tua tunggal adalah mereka yang berjuang mengelola rumah tangga sendirian, termasuk anak, ekonomi, sosial dan diri sendiri.1 Single Parent adalah orang tua tunggal yang mengasuh dan membesarkan anak-anak sendiri, tanpa bantuan pasangan. Single Parent memiliki kewajiban yang besar dalam mengatur keluarganya. Keluarga SingleParent memiliki permasalahan- permasalahan paling rumit dibandingkan dengan keluarga lengkap. Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa keluarga single parent merupakan kesatuan terkecil dalam masyarakat yang bekerja, mendidik, melindungi, merawat anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya, baik tanpa ayah atau tanpa ibu yang disebabkan oleh suatuhal baik kehilangan ataupun berpisah dengan pasangannya.2 Kondisi tersebut tidak selamanya dapat diwujudkan karena berbagai sebab. Ada beberapa sebab mengapaseseorang sampai menjadi Singel Parent yaitu karena kematian suami, perceraian, atau mempunyai anaktanpa nikah. Masalah yang sering dihadapi seorang ibu tunggal atau single parent terkadang adalah masalah anak terutama remaja. Karena anak akan merasa dirugikan dengan hilangnya salah satu orang yang berarti dalam hidupnya. Hal tersebut bisa saja menyebabkan hubungan komunikasiatau interaksi antara ibu dan anaksemakin berkurang atau kurangmembaik. Komunikasi dalam keluargaterutama bagi ibu dan anak dapat memberikan efek perubahan baik berupa sikap, pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial. Perubahan sikap dapat berupa sikap positif maupun sikap negatif. Sikap dapat terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak,setuju atau tidak setuju terhadapobyek atau subyek. Perubahan pendapat tersebut diperoleh daripenciptaan pemahaman. Dalam pemahaman tersebut keluarga atau ibutunggal memberikan suatu cara berkomunikasi agar terbentuk komunikasi yang baik. Komunikasi interpersonal sangatdibutuhkan dalam sebuah hubungan,baik saat bermasalah, maupun tanpa ada masalah, terlebih dalam sebuah keluarga. Komunikasi interpersonal dalam sebuah hubungan rumah tangga terutama pada kelurga single parent sangatlah dibutuhkan, dari komunikasi interpersonal inilah akandapat saling memahami kenyataan dalam berkomunikasi secara langsungterutama antara orang tua dan anakterlebih remaja. Komunkasi Interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi interpersonal atau antar pribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.3 1 Angela Adiratna “Succesfull SingleParent “ (Yogyakarta:Charissa Publisher,2014) 2 Astuti Ari Windi,”Peranan Orang TuaTunggal (Single Parent) dalam pendidikan Akhlak anak di Desa Pempem Kecamatan Gunung Pelindung”,Skripsi (Pempen:Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) METRO).2020. 3 Chaidirrullah Abdullah, “Komunikasi Interpersonal Antara Ibu Single Parent dengan anak Remaja”,Sahafa Jurnal of Islamic Comunication,Vol.1, No. 2 Januari 2019:3 Purwanto mendefinisikan komunikasi Interpersonal atau komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun orang dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai suatu tujuan tertentu.4 Pola komunikasi antara ibu dan anak yang ada di Sumber Agung berdampak pada perkembangan konsep diri anak. Single mother tidak hanya berperan sebagai orang tua bagi anak, tetapi terkadang harus berperan sebagai teman atau sahabat dalam berbagai pengalaman,masalah maupun konflik yang dialami oleh anak sehingga mereka tidak perlu berbagi dengan orang lain. Dengan peran orang tua yang luwes seperti ini bermakna positif bagi anak, Memungkinkan mereka untuk bersikap terbuka kepada orang tua. Komunikasi dalam hal ini memegangperan penting bagi kedua belah pihak karena berdampak padaperkembangan konsep diri anak. Desa Sumber Agung merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi tengah. Desa ini terdapat beberapa Single parent baik yang disebabkan karena perceraian maupun meninggal dunia. Dalam hal ini, single parent dengan latar belakang yang berbeda yang memiliki berbagai problem kehidupan dan berperan ganda untuk keluarganya. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif yaitu suatu penelitian yangdiupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai faktadan sifat objek tertentu”.5 Dalam hal ini menelusuri fenomena dan data yang ada dilapangan yang berhubungan dengan
peran Ibu Single Parent dalam mengembangkan komunikasi Interpersonal Remaja
. Lokasi penelitian yang penulis lakukan berada
di Desa Sumber Agung Kec. Mepanga Kab. Parigi Moutong
Provinsi
Sulawesi Tengah. Penentuan lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan
Desa Sumber Agung terdapatbeberapa Single Parent yang memilikianak remaja dengan permasalahanyang berbeda. Data yang di gunakandalam penelitian ini bersumber daridata primer menurut Husein Umar “data primer merupakan data yang terdapat dari sumber pertama, baik individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti”.6
Yaitu data
langsung
yang diperoleh dari lapangan
dengan
melakukan observasi dan wawancara dengan
sejumlah informanyang penulis pilih yaitu ada 8 informanyang terdiri dari 4 Ibu Single Parent, (Ibu Fatimah, Ibu Sumiati, IbuMunirah dan Ibu Mastiah). Selain ituada 4 anak remaja dari Ibu Single Parent tersebut (Alan, Indah, Ayu, Amel).
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengambilan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi (analisis dokumen
) berupapenelaahnya
terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, referensi- referensi, literatur laporan dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian.7
Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian ini dan berbagai
literature
yang
relevan dengan tujuan
penelitian
. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Desa Sumber Agung
Letak Geografis
Desa Sumber Agung. Desa Sumber Agung
terletak pada posisi 00”33’23.23” LU/LS dan120”44’29.71” BT, dan memiliki
batas wilayah administrasi sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Maranti
Kecamatan Mepanga, sebelah
Timur
berbatasan
4 RD Nia Kurnia Wati“Komunikasi an tarpribadi :Konsep dan Teor Dasar”(Yogyakarta:G raha Ilmu,2014), 7. 5Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 100. 6 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tasir Bisnis,(Cet. IV; Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2010), 42.
7 Iskandar, Metodologi
PenelitianPendidikan
dan Sosial (Jakarta: Ikapi, 2013), 257
.
dengan Desa Kayu Agung Kecamatan Mepanga, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Bosagon
Kecamatan
Ongka Malino,
Sebelah
Barat berbatasan
dengan Desa
Kotaraya Barat dan Desa Kotaraya Kecamatan Mepanga. Keadaan Penduduk Desa Sumber Agung. Jumlah Penduduk di wilayah Desa Sumber Agung secara Keseluruhan 925 KK atau 3013 jiwa yang tersebar pada 6 Dusun dan 27 RT.
Peran Ibu Single Parent dalam mengembangkan komunikasi interpersonal remaja
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dianalisis
Peran Ibu (Single Parent) dalam Mengembangkan Komunikasi Interpersonal Remaja
,
Sebagai seorang Single Parent bagi anak- anak melalui wawancara langsung kepada
orang tua (
Single Parent) dan anak, berikut hasil temuan penelitian terkait
Peran Orang tua
Tunggal (Single Parent
). Seperti yang diungkapkan Ibu Fatimah dalam wawancara dengan penulis yaitu: “Sebagai orang tua saya selalu mengajarkan kebenaran pada anak, sekaligus menjadi teman bagi mereka, serta harus menanamkan nilai-nilai agama sama anak agar memilikipedoman hidup yang benar. Meskipun saya harus disibukan bekerja saya tidaklupa peran saya sebagai ibu untuk selalu mendidik anak yang baik.” Peran Ibu (Single Parent) di Desa Sumber Agung terhadap proses Komunikasi Interpersonal anak remaja, memberi nasehat,
memberi motivasi, menekankan bahwa pendidikan akhlak itu sangat penting untuk bekal kehidupan didunia maupun diakhirat
. Hasil wawancara penulis dengan Ibu Munirah: “Selaku Orang Tua tunggal sayamendidik anak terkadang cenderung memerintah, memaksa anakku supaya dia mau melaksanakan sholat lima waktu dan menekankan kepada anak bahwa ilmu agama sangat penting, karena selaku orang tua yang berperan ganda saya tidak bisa mengawasi anak setiap saat. Oleh sebab itu, saya senantiasa memerintah dengan tegas untuk selalu pergi ke Masjid atau TPAuntuk mengaji.” Berdasarkan Hasil wawancara
diatas dapat penulis simpulkan bahwa orang tua tunggal
(Singgle
Parent
) Sebagai peran agama.
orang tua
menyadari bahwa komunikasi interpersonal dengan anak terutama remaja dalam mengajarkan
pendidikan akhlak harus ditekankan pada anak yang latar belakang dari Single Parent, karena jika tidak ditekankan anak akan cenderung manja serta terlibat dalam hal-hal
negative yang
disebabkan oleh pengetahuan yang lemah
serta pergaulan bebas remaja. Pendekatan komunikasi interpersonal yang digunakan oleh Single Parent terhadap anak
remaja di Desa Sumber Agung Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong
sebagian besar menggunakanpendekatan sebagai berikut : 1. Nasehat atau Cerita. Seperti halnya dengan ibu Mastiah, Ibu Fatimah juga menggunakan pendekatan komunikasi interpersonal yang sama dalam mendidik anaknya. “Kalo ditanya gimana cara saya mengasuh anak saya ya saya biasanya ngasih tau mana yang baik dan mana yang buruk, supaya dia tidak salahmengambil keputusan kedepannya. Kalo dia salah ya saya tegor.” Orang tua memang memiliki cara tersendiri dalam mendidik seorang anak. Salah satu nya melalui nasehat ataupun cerita yaitu dengan memberikan informasi kepada sanganak tersebut. 2. Obrolan. Pendekatan ini diterapkan oleh ibu Fatimah terhadap indah anakanya, sebagai berikut: “Sekarang saya ini janda harus bisa jadi bapak sekaligus ibu bagi anak,kadang kalo nonton TV bersama begitu, Si Indah anak saya ajak ngobrol bersama, Tanya-tanya permasalahnya dia, apa ada kendala tidak di sekolah, saya suruh cerita kalo ada masalah apa semua, saya suruh menganggap ibunya ini temannya sendiri jadi tidak perlu sungkan dan malu mau cerita.” Pendekatan komunikasi interpersonal melalui obrolan, ini tentu akan mengajarkan kepada anak untuk berani mengungkapkan pendapatnya, hal ini tentu akan membantu orang tua untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh sang anak sehingga orang tua akan dapat menentukan apa yangterbaik sesuai dengan keinginan sanganak. Pendekatan melalui obrolan ini merupakan cara mempengaruhi dan mengubah pandangan ataupun sikap orang lain dengan terbuka. Dikatakan terbuka karena antara orang tua Single Parent dan anak sama-sama memiliki timbal balik atau dialog saling bertukar pikiran dan dapat menyepakati solusi yang telah di bicarakan bersama-sama secara terbuka. 3. Ajakan. Ibu Single Parent yangmenggunakan pendekatan ajakan terhadap anak adalah Ibu Munirah. Beliau selalu memberikan motivasipada anak nya dalam menuntut ilmu agar kelak menjadi orang yang bergunabagi masyarakat dan Negara. “Saya selalu nasehati anak saya, ayo nak kamu belajar yang rajin,biar bisa jadi orang sukses dan berguna bagi orang lain, sekolah yang tinggi jangan seperti ibu yang gak merasakan pendidikan, kejar cita-citamu nanti mamak usahakan kerja biar bisa sekolahkan kamu sampe tinggi biar jadi orang sukses. Tapi harus rajinbelajar, jangan males.” Ajakan dianggap ibu Munirah sebagai pendekatan yang tepat untuk diterapkan sang anak. Karena melalui ajakan yang berlandaskan kasih sayang orang tua kepada anak, maka anak akan terpengaruhi dengan apa yang diajarkan oleh orang tua. Melalui pendekatan ajakan ini orang tua dapatmelakukan bujuk rayu terhadap sang anak tanpa ada paksaan dari orang tuaSingle Parent. 4. Hukuman. Melalui pendekatan hukuman diharapkan sang anak kelakdapat menjadi orang-orang yang disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan hukuman ini bukan bermaksut sebagai tindakan kekerasan namun sebagai salah satu alternatif agar sang anak menjadi orang yang tegas. Kendala-Kendala Ibu Single Parent didalam melakukan komunikasi Interpersonal Berdasarkan hasil penelusuran peneliti terkait kendala-kendala yang dialaimi ibu Single Parent di Desa Manunggal didalam melakuka komunikasi interpersonal dengan anak remaja mereka, berikut kutipan wawancara: “Menjadi Single Parent itu tidak mudah bagi saya, anak jadi tidak nurut terhadap saya, tetapi saya sangatberhati-hati dalam mendidik anak, jika anak sudah melakukan kesalahan hal yang saya lakukan adalah dengan cara menegur baik-baik dan memberi peringatan jika melakukan kesalahan lagi maka saya akan menghukumnya.” “Semenjak suami saya meninggal saya sedikit kewalahan, mengatur waktunya. Tetapi untuk mendidik anak saya merasa kurang efekktif karena saya disibukkan bekerja. Jadi tidak bisa selalu ada mengawasi anak.” Berdasarkan hasil wawancaradiatas dapat diketahui bahwa kendalayang dialami dari beberapa Single Parentyaitu Kesibukan dalam bekerjasehingga mereka jarang ada waktuuntuk berkumpul bersama dan berkomunikasi interpersonal dengananak-anak mereka. Mereka sangatkesulitan dalam membagi waktubekerja dan mengawasi anak-anaknya. Menjadi seorang Single Parent tentu suatu hal yang tidak mudah. Karena memiliki peran ganda, Harus mampu menjadi ayah sekaligus ibu bagi anaknya serta menjadi kepala keluarga. Sehingga membuat Ibu SingleParent harus bekerja banting tulangdemi keluarganya. Hal ini menjadikendala bagi Single Parent dalam proseskomunikasi interpersonal ibu dan anak. Serta kurang efektif dalam mengawasi dan mendidik anak mereka karena faktor kesibukan dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pembahasan Berdasarkan Teori Talcot Parson, disinilah terjadi proses sosialisasi pada perempuan Single Parent selaku orang dewasa. Proses sosialisasi dialami orang dewasa pada saat mereka mendapatkan peran yang baru. Bagi orang dewasa, peran baru itu dapat berupa mendapatkan pekerjaan, menikah dan memiliki anak.Tiga bentuk peran itu menuntut seseorang melakukan pembelajaran. Semua peran baru ini menuntut orangdewasa memulainya lagi dari nol sebabia belajar bersosialisasi kembali.8 Masa adaptasi (Adaption) dari Teori Talcot Parson perempuan Single Parent penyesuaian diri dengan statusyang baru serta lingkungannya. Reaksiyang dilakukannya tidak hanya datang dari dalam dirinya, melainkan datang dari luar. Pada masa ini perempuan Single Parent harus menyesuaikan diri mengenai sikap yang harus dilakukan dan sikap yang harus ditinggalkan.Penyesuaian diri dengan sikap danperilaku dalam bertindak sebagai ibu serta ayah yaitu bagaimana cara mengatur waktu antara bekerja,mengurus keluarga serta menjalankan perannya dalam masyarakat. Fase pencapaian tujuan (Goal Attainment) dalam Teori Talcot Parson,Perempuan Single Parent bertindak dengan tujuan tertentu dan lebihterarah, yaitu berusaha untuk melakukan perbuatan pemenuhan ekonomi keluarga serta harus mampu mengawasi, mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang sukses dan
hubungan antara ibu dan anak dapat terjalin dengan baik
. Fase integrasi (integration) dalam Teori Talcot Parson, perbuatan Single Parent sudah lebih mendalam, yaitu setiap tindakan yang dilakukannya merupakan bagian dari hidupnya. Norma- norma yang dilakukan merupakan bagian dari hidupnya di tengah-tengah keluarga. Bagaimana cara menyatukan kedua peran yang dijalankan hingga dapat dijalankan tanpa banyak kendala. Fase laten dalam teori Talcot Parson, perbuatan Single Parent didasarkan atas respon orang lain di luar dirinya. Perempuan Single Parent harus mampu merumuskan, mengambil keputusan, menentukan arah kehidupan keluarga serta apa yang dilakukan karena pengenalan terhadap status. Kebiasaan menjalankan peran ibu saja sehingga saat menjalankan peran ayah sekaligus perlu penyesuaian diri dengan keadaan yang dijalani, sehingga lingkungan tempat tinggal menganggap dirinyasebagai individu yang perlu diajak berinteraksi. Secara Keseluruhan terkait dengan peran ibu (Single Parent) dalammengembangkan KomunikasiInterpersonal Remaja di Desa Sumber Agung Kecamatan Mepanga
sudah baik, tetapi menjadi seorang Single Parent yang mempunyai tugas ganda belum bisa membagi waktu antara mendidik anak dan mencari nafkah. Sehingga
peran
seorang Single Parent kurang efektif
. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Peran Ibu Single Parent dalam proses komunikasi interpersonal dengan remaja sudah baik 8
Ihromi, T. (1999). Bunga rampai sosiologi keluarga. Yayasan Obor Indonesia
. tetapi belum efektif. Dikarenakan peran ganda orang tua Single Parent yakni sebagai ibu sekaligus ayah (Kepala Keluarga), sehingga kumpul bersama dalam proses komunikasi interpersonal mereka masih kurang yang disebabkan kesibukan mereka dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ibu berperan sebagai Guru bagi anak, berperan agama dalam mendidik anak, dan juga sebagai suri tauladan bagi anaknya. Adapun pendekatan interpersonal yang digunakan yaitu ada Single Parent yang menggunakan pendekatan cerita atau nasehat, ada yang dengan obrolan, adapula denganajakan, dan juga hukuman untukanaknya agar terjalin hubungan yang baik. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Chaidirrullah, “Komunikasi Interpersonal Antara Ibu Single Parent dengan anakRemaja”, Sahafa Jurnal ofIslamic Comunication,Vol.1,No. 2 Januari 2019. Adiratna Angela “Succesfull Single Parent“Yogyakarta: Charissa Publisher, 2014. Ihromi, T. Bunga rampai sosiologi keluarga. Yayasan Obor Indonesia, 1999 Iskandar,Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta:Ikapi, 2013), 257 Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2011),127. Sisca Febriyani, Kismiyati El Karimah, and Nindi Aristi, “Dinamika Komunikasi Keluarga Single Mother,”Students E-Journals 1, no. 1 (2012), 8. Umar Husein, “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tasir Bisnis”,Cet. IV;Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2010. Nia Kurnia Wati“Komunikasi antarpribadi :Konsep dan Teor Dasar”(Yogyakarta: Graha Ilmu,2014).
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 21-27
21
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 21-27 22 Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No. 1, h. 21-27 23
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 21-27 24
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 21-27 25
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 21-27
26
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 21-27
27