Adat Pesta Nelayan Pada Suku Mandar Di Desa Ogotua Kec. Dampal Utara Kab. Toli-Toli Ditinjau Dari Perspektif Islam

Nur, Marti Moh (2020) Adat Pesta Nelayan Pada Suku Mandar Di Desa Ogotua Kec. Dampal Utara Kab. Toli-Toli Ditinjau Dari Perspektif Islam. Diploma thesis, IAIN Palu.

[thumbnail of marti moh nur.pdf] Text
marti moh nur.pdf - Published Version

Download (2MB)

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Alasan masyarakat mandar di desa Ogotua Kec. Dampal Utara Kab. Toli-Toli melakukan Adat Pesta Nelayan, karena suku mandar sangat menghormati dan menghargai kebiasaan yang telah diturunkan nenek moyangnya hingga dilestarikan sampai saat ini. 2) Proses pelaksanaan adat pesta nelayan dimulai dengan rapat tokoh adat dan para nelayan untuk membahas proses mulai penentuan hari pelaksaaan, pelaksanaan sampai akhir pelaksanaan, selanjutnya para nelayan akan menghiasi masing-masing kapalnya dengan berbagai pernak-pernik, kemudian satu hari sebelum atau pagi hari di hari pelaksaan akan diadakan penyembelihan kambing oleh salah satu tokoh agama (imam masjid) di Tanjong (Tanjung) TPI Ogotua yang dilanjutkan mengambil sebagian darah hewan lalu dicampur dengan tepung sagu, kemudian kambing yang disembelih tadi dimasak dengan berbagai makanan diantaranya sokkol, buras, atupe (ketupat), tallo’ (telur), dan sajian lainnya yang disatukan dalam satu kappar (nampan besar). Setelah itu sajian yang telah dimasak dan darah kambing hasil sembelihan tadi yang telah dicampur dengan tepung sagu akan dikumpulkan di Boyyang Kayyang (Rumah Besar) untuk dibaca (didoakan) dengan doa-doa barzanji, kemudian dilanjutkan dengan proses Maccera’ Kappal yaitu tokoh adat mengoleskan darah dan campuran tepung sagu pada satu kapal di beberapa bagian, lalu diikuti oleh para nelayan mengoleskan ke kapal asing masing, kemudian diakhiri dengan makan bersama semua pihak yang hadir pada acara pesta nelayan tersebut. 3) Perspektif Islam tentang adat pesta nelayan di Desa Ogotua Kec. Dampal Utara Kab. Toli-Toli ini tidak bertentangan atau diperbolehkan dalam syari’at Islam terutama dari segi aqidah, sebab pelaksanannya berbentuk tasyakuran yang termasuk salah satu jenis walimah yang dianjurkan oleh ajaran Islam. Walimah merupakan undangan untuk merayakan kebahagiaan. Adapun tradisi barzanji bisa dikatakan sebagai ibadah yang sifatnya xiii sunnah. Dengan demikian aqidah Islam tidak tidak melarang umat Islam untuk mengerjakan adat istiadat ataupun ritual, sejauh hal itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai atau jiwa tauhid dan moralalitas aqidah Islam, yang pada dasarnya juga berpangkal pada tauhid.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Pemikiran Islam
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab & dakwah > Akidah Filsafat Islam
Depositing User: Ainul Yaqin Usman S.I.P.
Date Deposited: 10 Feb 2022 01:26
Last Modified: 10 Feb 2022 01:26
URI: http://repository.iainpalu.ac.id/id/eprint/1092

Actions (login required)

View Item
View Item