Mendidik Hati Membentuk Karakter: Wawasan Al-Qur’an

Isramin, Isramin (2019) Mendidik Hati Membentuk Karakter: Wawasan Al-Qur’an. Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, 1 (1). pp. 111-134. ISSN 2716-4241

[thumbnail of Isramin.pdf] Text
Isramin.pdf - Submitted Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.

Download (378kB)

Abstract

Mendidik Hati Membentuk Karakter: Wawasan Al-Qur’an Isramin Isramin

Manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang baik dan keadaan sempurna. Baik dari aspek jasmani maupun aspek rohani. Aspek jasmani yaitu tubuh manusia yang dapat di lihat seperti mata, telinga. Sedangkan aspek rohani bersifat nur atau cahaya, ruh, gaib, yang tidak tampak oleh manusia, diantaranya ialah hati. Kedua aspek tersebut mempunyai kebutuhan masing-masing, hati memiliki pengaruh yang besar dalam setiap karakter manusia. Maka al-Qur’an memberikan panduan dalam melejitkan hati membentuk karakter dengan menyebut hati dengan sebutan shadr, Qalb, Fuad. Masing-masing isitilah tersebut memiliki makna yang berbeda, demikian pula fungsinya. Shadr dimaknai sebagai hati yang paling luar yang masih bisa merasakan kesempitan dan kelapangan dada. Qalb dimaknai sisi tengah hati yang fungsinya adalah mengakal dan memahami, qalb bisa memerankan secara maksimal potensinya sehingga disebut qalbun salim. Fuad dimaknai sisi dalam qalb yang berperan sebagai wadah sekaligus mengilhamkan kebenaran kepada qalb.Hati merupakan sentral dan cerminan perilaku dalam setiap hidup manusia, Muhammmad Nur menegaskan: Adab yang buruk menghasilkan akal yang rusak, akal rusak mengakibatkan kebiasaan buruk, kebiasaan buruk mengakibatkan watak pemberontak, watak pemberontak mengakibatkan perbuatan jahat, perbuatan jahat mengakibatkan dibenci Allah swt. Dan dibenci Allah swt mengakibatkan kehinaan selama-lamanya. Hati adalah sebagai manajer yang akan menentukan apakah seluruh anggota badan diarahkan diperintahkan untuk menjadi baik dan buruk. Hati adalah adalah manajer yang akan menentukan dorongan kepentingan atau konflik antara keinginan baik dan buruk. Hati dengan demikian adalah mempunyai peran sentral menentukan perilaku manusia, termasuk karakternya. Dan mekanisme kerja seluruh potensi manusiawi berawal dari keputusan hati. Alur mekanisme potensi diri diawali dari keyakinan hati, keyakinan hati kemudian dipikirkan dengan menggunakan akalnya, kemudian diwujudkan dengan tindakan indra, dan menghasilkan amalan dan hasil. Al-qur’an memberikan panduan atau petunjuk terhadap hati manusia, diantara petunjuknya ialah jika manusia mau tenang hatinya maka cukup dengan memperbanyak zikir kepada-Nya dan amal-amal shaleh yang lainnya. Maka pasti timbul energi kedamaian dalam batin sehingga mempengaruhi karakter menjadi lebih baik.
10 16 2019 111 134 10.24239/al-munir.v1i1.25 http://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/view/25 http://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/download/25/11 http://jurnalalmunir.com/index.php/al-munir/article/download/25/11

Item Type: Article
Depositing User: Unnamed user with email tamrintalebe@yahoo.co.id
Date Deposited: 19 May 2021 02:19
Last Modified: 19 May 2021 02:19
URI: http://repository.iainpalu.ac.id/id/eprint/205

Actions (login required)

View Item
View Item