Perspektif Hukum Islam terhadap prosesi adat monginja dula pada perkawinan di desa sipayo kecamatan sidoan kabupaten parigi moutong

Masyarakat Desa Sipayo yang bersuku lauje memiliki kebiasaan yang
tidak diatur dalam hukum Islam, dapat dilihat dari pelaksanaan adat Monginja
dula yang dilaksanakan dirumah mempelai wanita. Pelaksanaan adat ini untuk
menjunjung tradisi yang sudah turun temurun dilakukan. Yang bertujuan
menghindari dampak buruk seperti tidak mempunyai anak, keturunanan sakit�sakitan dan lain sebagainya apabila adat ini tidak dilaksanakan. Merujuk pada hal
tersebut maka peneliti mengangkat dua pokok permasalahan yaitu bagimana
prosesi pelaksanaan adat Monginja dula pada perkawinan dan bagaimanakah
Perspektif hukum Islam terhadap prosesi pelaksanaan adat Monginja dula.
Penelitian ini menggunakan pendektan kualitatif, tehnik pengumpulan data
melalui observasi, interview, atau wawancara dan dokumentasi. Tehnik analisi
data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, verivikasi data.
Dari hasil penelitian penulis berpandangan bahwa pelaksanaan adat
Monginja dula yang selama ini dilaksanakan masyarakat Desa Sipayo merupakan
tradisi yang baik untuk dilaksanakan dan di lestarikan. Adapun mengenai
pemahaman masyrakat mengenai dampak buruk yanng akan muncul dikemudain
hari apabila tidak dilaksanaka adat tersebut menurut penulis hanya sebatas mitos
yang kebetulan terjadi dan apabila tidak dilaksanakan tidak berdampak apapun
dikemudian hari karena tidak ada kekuasaan yang melebihi kekeuasaan Allah swt.
Keinginan kuat terhadap judul tentang kiranya adat Monginja dula
menjadi icon pada setiap pelaksanaan perkawinan di Desa Sipayo Kecamatan
Sidoan Kabupaten Parigi Moutong. Sehingga kekuatan adat tersebut menjadi pula
keunikan lokal yang harus dipertahankan secara turun temurun baik dalam
perkawinan maupun masyarakat luas