AL-TAWJIH, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, Juni. 2021 PAI IAIN Palu Implementasi Pembelajaran Daring di Era Covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kelurahan Duyu Kota Palu Nur Halifah [email protected] Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Khaeruddin Yusuf [email protected] Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Askar [email protected] Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Abstrak Artikel ini membahas tentangImplementasi Pembelajaran Daring di Era Covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kelurahan Duyu Kota Palu. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan social artikel ini akan menguraikan bagaimana implementasi pembelajaran daring di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kelurahan Duyu Kota Palu. Serta saja kendala yang dihadapi oleh guru, orang tua siswa dalam menerapkan pembelajaran daring di era covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kelurahan Duyu Kota Palu. Hasil penelitian menunjukkan implemetasi menggunakan sistem daring (dalam jaringan) hal ini membutuhkan alat atau penunjang dalam pembelajaran, misalnya gawai, kuota internet, dan buku pembelajaran kurikulum 2013. Apa yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran daring adalah cara yang tepat untuk sebuah penerapan pembelajaran daring, implementasi pembelajaran daring menggunakan media sosial whatsapp di sekolah tersebut, adapun cara memaparkan materi pembelajaran dapat melalui video dan membagikan media pembelajaran melalui media sosial YouTube, memberikan contoh yang konkret kepada peserta didik. Kedua kendala dari implementasi pembelajaran daring yang dialami 49 oleh guru dan orang tua peserta didik adalah guru sulit dalam menyesuaikan jadwal pembelajaran, mengetahui yang mana peserta didik aktif dan mana yang pasif, serta wali kelas juga tidak dapat memaksakan kepada peserta didik yang tidak dapat mengikuti pembelajaran daring. Agar proses implementasi pembelajaran daring dapat terlaksana dengan sebagaimana mestinya. Kata Kunci: implementasi; pembelajaran daring; covid 19 Pendahuluan Pelaksanaan pembelajaran di era pandemi telah menyepakati bahwa pembelajaran dilakukan dengan cara tidak melakukan tatap muka berdasarkan prinsip social distancing dan physical distancing. Pengembangan sekolah sebagai tempat belajar dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan integrasi teknologi di sekolah. Berbagai kajian dalam wujud penelitian dan pengembangan mewujudkan bahwa pembelajaran yang meliputi input, proses dan capaian dapat ditingkatkan melalui peggunaan teknologi. Integrasi teknologi di sekolah dimaksudkan agar pembelajar perlu mengembangkan keterampilan dalam pemanfaatan teknologi agar menjadi anggota masyarakat yang produktif.1 Implementasi pembelajaran daring (dalam jaringan internet) adalah upaya guru tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) oleh guru, orang tua maupun peserta didik itu sendiri, hal ini dilakukan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Implementasi pembelajaran daring khususnya dijenjang madrasah ibtidaiyah sangat cenderung ke arah pelatihan dan pendidikan yang lebih menekankan aspek pengetahuan atau 1Henry Praherdhiono, Eka Pramono Adi, Yulias Prihatmoko, Nunung Nindigraha, Yerry Soepriyanto, Henny Indreswary, Herlina Ike Oktaviani. Implementasi Pembelajaran di Era & Pasca Pandemi Covid-19. (Malang: Cv Seribu Bintang 2020), 52 psikomotor dan kurang memperhatikan aspek afektif. Teknologi merupakan bagian penting dari pendidikan, namun jika lebih terfokus pada aspek teknologinya dan bukan pada aspek pendidikannya maka ada kecenderungan lebih memperhatikan aspek teknis atau aspek bisnis/komersial dan mengabaikan aspek pendidikan untuk mengubah kemampuan akademik, perilaku, sikap, sosial atau keterampilan peserta didik. Dengan muculnya covid-19 (corona virus disease) atau wabah penyakit yang muncul pada akhir tahun 2019, megakibatkan semua aktivitas harus dilakukan secara berhati- hati, menjaga jarak dari orang lain, menjaga kebersihan serta mencuci tangan setiap melakukan aktivitas, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan pada saat ini yaitu pembelajaran secara daring (dalam jaringan internet) dan ada juga melaksanakan secara luring (luar jaringan internet). Sejak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo mengenai kasus pertama covid-19 pada awal maret 2020 yang lalu, Indonesia kemudian dihadapkan pada masa pandemi. Semua lembaga pendidikan tidak terkecuali di madrasah ibtidaiyah yang kini harus melakukan pembelajaran secara daring. Apalagi sajak saat itu pula, seluruh satuan pendidikan atau lembaga pendidikan tinggi memasuki akhir semester genap dan akan menghadapi masa penilaian akhir tahun atau ujian sekolah yang kemudian diikuti dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB).2 Di samping itu perkembangan pembelajaran daring di madrasah ibtidaiyah pada saat ini mengacuh pada kurikulum 2013 dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 1 lembar atau biasa di sebut dengan (RPP covid), kemudian memaparkan materi pembelajaran melalui video 2 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri dalam Negeri. Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19), (Jakarta: Kemenkebud, 2020), 2 pembelajaran dan dikirim ke grup kelas whatsApp, google classroom, e-learning serta masih banyak bentuk aplikasi lainnya yang mendukung proses pembelajaran daring. Setelah itu guru memberikan literasi/penguatan pembelajaran kepada peserta didik dan tugas diakhir pembelajaran, guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu yang akan dipandu oleh orang tua peserta didik di rumah dengan menggunakan telepon genggam (HP) atau komputer, dimana guru dan siswa berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan media komunikasi atau informasi.3 Peran orang tua sangatlah penting dalam pembelajaran daring pada peserta didik di madrasah ibtidaiyah, serta bagaimana upaya orang tua agar dapat mengkolaborasi mata pelajaran umum dengan seorang guru, karena sekarang orang tualah yang menjadi guru bagi peserta didik, saat pembelajaran daring berlangsung, fungsi seorang guru disini adalah memberikan bahan ajar, motivasi dan arahan agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya. Jadi, di rumah harus memberikan rasa nyaman untuk belajar dan orang tua perlu memahami untuk membimbing anak, setidaknya jika orang tua tidak dapat mengerti ia harus bisa mengawasi anak ketika mengerjakan tugas. Ketika orang tua mempunyai ekonomi yang kurang mampu dan saat itu juga orang tua harus bekerja serta banyak kesibukan lainnya dan tidak ada yang dapat mengawasi anak untuk belajar, ini menjadi satu pusat perhatian orang tua sehingga dapat meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan anaknya khususnya anak usia sekolah dasar pada kelas rendah. Hal ini dapat dipahami dimasa darurat covid- 19, sehingga lembaga pendidikan membuat ide yang baik agar proses pembelajaran tetap dilaksanakan, meskipun masih banyak kekurangan setidaknya pembelajaran tersebut tetap diterapkan khususnya di madrasah ibtidaiyah. 3 Ibid, 50 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan secara langsung oleh peneliti di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu, diperoleh informasi bahwa kegiatan pembelajaran daring di era covid-19. Hal ini dilakukan pada setiap mata pelajaran di kelas V atau materi pembelajaran yang dilaksanakan secara daring. Pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran seperti buku kurikulum 2013 masing-masing kelas, kuota internet, serta memberikan arahan untuk orang tua peserta didik yang belum mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran daring di rumah. Peserta didik dibiasakan untuk mengerjakan tugas individu bersama orang tua, diberikan motivasi, penghargaan, belajar sambil bermain agar secara tidak langsung pembelajaran yang dilakukan ini tidak membuat peserta didik jenuh dan tidak minat untuk menerima pembelajaran. Kemudian setelah tugas telah dikerjakan orang tua peserta didik mengirimkan tugas sesuai dengan cara yang telah ditentukan dari grup kelas masing- masing. Metode Artikel ini ditulis dari hasil penelitian yang menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu memaparkan aspek-aspek yang menjadi sasaran penelitian. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan yang mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, sehingga penulis dapat menemukan kepastian dan keaslian data untuk diuraikan sebagai hasil penelitian yang akurat. “Penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif lebih tepat apabila menggunakan pendekatan kualitatif”. 4 Penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang menerangkan tentang keadaan sebenarnya dari suatu objek yang terkait laingsung dengan konteks yang menjadi perhatian peneliti. 4Suharmin, Arikunto. Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan. Edisi II Cet IX. (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 209 Menurut Denzin & Lincoln, sebagaimana yang dikutip oleh Abi Anggito & Johan Setiawan, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dan penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka. 5 Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor bahwa “Metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.6 Adapun langkah-langkah dalam penelitian (Proses Kegiatan Ilmiah) adalah “Mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah, menyusun kerangka pemikiran, melaksanakan penelitian untuk mengumpulkan data, analisis data, menyusun laporan”.7 Berdarkan langkah-langkah yang dikemukakan di atas, dalam melakukan penelitian, maka akan menghasilkan data deskriptif dan tersusun secara sistematis. Penelitian ini lebih mendekatkan kesesuaian dengan topik kajian pustka, maka penulis melakukan pendekatan dalam bentuk pendekatan kualitatif, yakni penulis lebih menitikberatkan pada kegiatan penelitian di lokasi objek dalam melakukan penelitian ini. Penulis memilih pendekatan kualitatif, selain sebagai metode yang cocok dengan arah penelitian ini, juga karena penulis menganggap bahwa metode ini merupakan cara yang tepat untuk bertatap langsung dengan para informan yang tidak 5 Abi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: Cv Jejak, 2018), 7. 6Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), 22. 7Ibid, 21 lagi dirumuskan dalam bentuk angka-angka cukup dengan cara observasi dan mengumpulkan data melalui wawancara. Pembahasan Implementasi Pembelajaran Daring di Era Covid-19 Implementasi pembelajaran daring merupakan pelaksanaan pembelajaran untuk membangun pemikiran tanpa harus melakukan pertemuan-pertemuan secara fisik. Dimana fasilitas pendukung pembelajaran adalah handphone (HP) dan kuota internet, dengan demikian proses pembelajaran dapat dilakukan di rumah. Dengan adanya program pembelajaran secara daring, guru dan orang tua peserta didik menjadi salah satu peran utama dalam pelaksanaan pembelajaran, dengan demikian merekalah menjadi sumber penyemangat bagi anak-anak agar tetap melakukan pembelajaran secara rutin. Implementasi pembelajaran daring adalah salah satu cara yang dilakukan di era covid-19 saat ini, sesuai dengan perkembangan zaman bahwa ilmu pengetahuan semakin berkembang pesat meskipun melalui implementasi pembelajaran daring. Di bidang pendidikan virus corona terdampak yang sangat besar, sebab demi menghentikan penyebaran virus corona ini, semua peserta didik dan guru melakukan proses belajar mengajar dari rumah, yang mendadak dilakukan tanpa persiapan sama sekali. Ketidaksiapan semua unsur dalam pendidikan menjadi kendala yang besar juga. Adanya perubahan cara belajar mengajar dari tatap muka atau luring (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan) membutuhkan kesiapan dari semua unsur, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, peserta didik dan orang tua, diakui memang pemerintah melonggarkan sistem penilaian pendidikan disesuaikan dengan keadaan darurat asalkan pembelajaran tetap dapat berlangsung tanpa harus dibebani dengan pencapaian kompetensi. Sehingga banyak guru melakukan pembelajaran daring dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Menurut Eko Indrajit, bahwa ada empat “aktor” yang memiliki peran masing-masing, yakni orang tua, peserta didik, guru dan masyarakat. Sedangkan untuk strategi di masa mendatang Eko menyebut ada empat hal implementasi pembelajaran daring yang dapat dilakukan oleh sekolah, yaitu: 1. Lakukan peninjauan kembali terhadap target pembelajaran yang ingin dicapai, agar secara rasional selaras dengan situasi dan kondisi baru dalam new normal; 2. Identifikasi sumber daya yang perlu dimiliki dan diadakan agar tujuan baru yang telah ditetapkan tersebut dapat dicapai dengan ketersediaan sumber daya yang ada; 3. Petakan situasi dan kondisi masing-masing guru dan peserta didik yang harus bersiap-siap melakukan model pembelajaran baru berbasis blended learning sebagaimana dirancang; 4. Eksekusi langkah-langkah tersebut secara kreatif dan inovatif dengan menjalin berbagai kemitraan dengan pihak-pihak eksternal yang peduli mengenai pendidikan.8 Setelah terjadinya pandemi covid-19, akan terjadi pemikiran bahwa banyak hal yang harus dipersiapkan. Pemikiran yang terjadi adalah banyak orang yang menginginkan perlunya antisipasi terhadap pembelajran yang selalu berubah dalam rangka penyesuaian setiap kondisi. Salah satu indikasi penyesuaian masyarakat adalah kegiatan yang rutin, kegiatan yang memiliki pola yang sama, kegiatan yang tidak membutuhkan inovasi baik dalam masa pandemi covid-19 ataupun dimasa yang datang akan digantikan oleh mesin, sehingga pelayanan akan tetap jalan baik waktu terjadi pandemi, maupun kondisi dimasa yang akan datang.9 8www.stit-alkifayahriau.ac.id 9Henry Praherdhiono, dkk. Implementasi Pembelajaran di Era dan PascaPandemiCovid-19.(Malang:CvseribuBintang,2020,26-27. Sistem pembelajaran berbasis daring di masa pandemi atau dikenal dengan covid-19 (coronavirus disease Tahun 2019) ini adalah wabah penyakit yang berbahaya muncul pada akhir tahun 2019 yang lalu yang berasal dari Wuhan China. Sejak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo mengenai kasus pertama Coronavirus Disease 2019 (covid-19) pada awal maret 2020 yang lalu, Indonesia kemudian dihadapkan pada masa pandemi, tidak terkecuali di bidang pendidikan. Apalagi saat itu, seluruh satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan tinggi memasuki akhir semester genap dan akan menghadapi masa penilaian akhir tahun atau ujian sekolah, yang kemudian diikuti dengan penerimaan peserta didik baru.10 Pada pertengahan April 2020, Kemendikbud juga menangkan program Belajar dari Rumah (BDR) yang disiarkan TVRI. Program ini diisi dengan berbagai tayangan edukatif dan menyenangkan sebagai alternatif pembelajaran bagi peserta didik, orang tua dan guru.11 Kebijakan lainnya adalah berupa fleksibilitas bagi kepala sekolah dalam memanfaatkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk mendukung pembelajaran selama masa pandemi covid-19. Ada pula kebijakan berupa diterbitkannya Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 dan Surat Edaran Sekretaris Jendral Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020. Kedua surat edaran tersebut berisi pelaksanaan kebijakan pendidikan dan panduan penyelenggaran belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran covid-19.12 Aplikasi yang digunakan dalam Pembelajaran Daring 10 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri dalam Negeri. Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19), (Jakarta: Kemenkebud, 2020), 2 11Ibid, 2 12Ibid, 3 Efektivias pembelajaran daring berfungsi sebagai complement (pelengkap) yaitu, materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Disini berarti materi e-learning atau bisa dikatakan online system diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan), atau remedial bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran conventional.13 Berikut beberapa pendapat ahli lain mengenai manfaat e- learning atau online system ditinjau dari dua sudut yaitu sudut peserta didik, dan pendidik. Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembanganya fleksibelitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomuniksi dengan pendidik setiap saat. Dengan kondisi yang demikian, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaan terhadap materi pembelajaran. Dengan adanya kegiatan e-learning atau online system, beberapa manfaat yang diperoleh pendidik/instruktur antara lain; 1. Lebih melakukan pemutahiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi; 2. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang dimiliki relatif banyak; 3. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik, bahkan pendidik/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuai topik tertentu dipelajari ulang; 4. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu; 5. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.14 Metode Pembelajaran Daring 13Ibid, 6 14Ibid, 7-8 Adapun metode pembelajaran daring di rumah, sebagai cara untuk memberikan pembelajaran kepada peserta didik, maka para guru menerapkan metode belajar daring sebagaimana anjuran dari pemerintah. Metode pembelajaran daring sebagai berikut: Belajar Melalui Aplikasi. Metode yang pertama ini banyak digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi ajar. Melalui sebuah aplikasi guru akan membuat grup kelas berdasarkan materi yang diajarkan. Nantinya guru akan mengunduh aplikasi yang sama. Lalu guru akan mengupdate file baik berbentuk dokumen, video atau lainnya yang tinggal disimak dan dipelajari oleh guru dan teman kelas di media aplikasi pembelajaran daring. Mengerjakan tugas Melalui Aplikasi. Model pembelajaran ini dilakukan oleh Guru dengan memberikan peserta didik tugas melalui aplikasi. Biasanya guru menggunakan aplikasi google form yang biasa langsung peserta didik isi lengkap. Setelah selesai peserta didik submit dan nantinya guru bisa langsung menilai hasil pengerjaan peserta didik tersebut. Variasi Tugas Siswa. Metode selanjutnya guru memberikan penugasan yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum. Bentuk tugasnya juga bervariasi sesuai tujuan pembelajaran yang dibuat setiap guru. Misalnya, kegiatan penugasan kamu harus membantu pekerjaan di rumah seperti menyapu, mengepel, atau membantu memasak di rumah. Belajar dengan Video Call. Metode ini digunakan agar guru dapat melihat secara langsung semua siswanya hadir ketika proses belajar online berlangsung. Misalnya melalui aplikasi Zoom. Melalui metode ini guru dapat menerangkan materi pelajaran seperti ketika mengajar di kelas. Juga siswa dapat tetap aktif bertanya dan menanggapi guru. Selain itu, dengan metode ini siswa dapat membuat proses belajar menyenangkan. Belajar Sesuai Jadwal Sekolah. Kegiatan belajar daring di rumah ini berlangsung dipandu oleh guru mata pelajarannya. Artinya sekolah tidak mengubah jadwal pelajaran, hanya metode belajarnya yang berbeda. Setiap jam mata pelajaran akan berlangsung, guru akan mengirimkan materi dan lembar kerja (LK) melalui grup kelas yang telah dibuat. Lembar kerja diberikan siswa membuat pertanyaan produktif, terbuka, atau imajinatif. Para guru mata pelajaran akan memantau diskusi di grup WhatsApp kelas, terutama bila ada pertanyaan dari siswa. Dengan begitu proses belajar tetap berjalan secara efektif. Portofolio Siswa di Grup Kelas. Hasil dari tugas yang sudah siswa kelas kerjakan difoto lalu dikirimkan kembali melalui aplikasi grup kelas sehingga hasilnya bisa diketahui bersama. Cara ini membuat teman-teman kelas dengan guru dalam belajar di rumah Hasil tugas tertulis yang sudah siswa kerjakan juga wajib dikumpulkan menjadi portofolio. Lalu siswa dapat menyimpan hasil karya dari tugas yang dikerjakan dalam file holder portofolio. Setiap hasil karya diberi identitas lengkap mulai dari hari, tanggal, mata pelajaran, dan waktu pelaksanaannya.15 Dari beberapa ketentuan umum yang telah ditetapkan oleh pemerintah di atas, membuat kita semua atau masyarakat setempat mestinya menerapkan pembelajaran secara daring pada masa pandemi hingga waktu yang tidak ditentukan, agar menyelematkan masyarakat Indonesia dari penularan penyakit yang berbahaya ini. Dengan adanya panduan yang telah di terbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri, dalam penyelenggaran sistem pembelajaran daring di era covid-19. Hal ini agar tetap menjadikan anak Indonesia yang terus menuntut 15 Yusuf Kurniawan, Metode Pembelajaran Online. (Jakarta: Cv Kekata Grup, 2018) 20. ilmu dimanapun ia berada dan menjadikan generasi bangsa yang cerdas, berakhak mulia serta berpendidikan. Pembelajaran daring ini berlangsung pada hari-hari tertentu tiga kali dalam seminggu. Pembelajaran daring ini diterapkan disetiap jenjang pendidikan tidak terkecuali pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Adapun sistem pembelajarannya akan dipandu oleh setiap guru mata pelajaran, kemudian orang tua siswa di rumah akan mencatat serta mengarahkan anaknya agar memperhatikan jadwal pembelajaran yang telah ditentukan dan dilaksanakan disetiap hari atau kegiatan belajar mengajar (KBM) dirumah masing-masing. Menurut Thoifuri sebagaimana dikutip oleh Afifatu Rohmawati menyatakan bahwa guru pada prinsipnya tidak hanya mereka yang memiliki kualifikasi keguruan secara formal diperoleh dari bangku sekolah perguruan tinggi, melainkan yang terpenting adalah mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan tertentu dan dapat dijadikan orang lain pandai dalam matra kognitif, afektif dan psikomotor. 16 Dalam perspektif Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap individu yang beriman untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar memiliki arti penting dalam mempertahankan kehidupan manusia. Kinerja akademik (academic performan) merupakan hasil belajar, di samping membawa manfaat juga membawa mudharat. Paling tidak belajar itu berfungsi untuk mempertahankan manusia.17 Menurut Punaji Setyosari bahwa penggunaan program yang dijadikan secara interaktif ini mewujudkan dalam bentuk atau format pembelajaran internet, yaitu jaringan level lokal yang menggabungkan antara komputer-komputer yang ada. Cara belajar online learning system ini memberikan peluang besar 16 Ibid, 18 17Sakilah. Belajar Dalam Perspektif Islam. (Uin Suska: 2013), 157 kepada peserta didik (pebelajar) untuk mengakses sendiri bahan- bahan atau materi pembelajaran yang disajikan oleh dosen, guru atau fasilitator. Kemudian, dengan menggabungkan teknologi komputer terhadap pembelajaran juga dapat meningkatkan sikap positif pebelajar terhadap sekolah, pelajaran, dan belajar secara umum. Mengingat sikap terhadap belajar meningkat, harga diri dan keinginan untuk berkembang juga meningkat. Menurut Catton sebagaimana yang dikutip oleh Punaji Setyosari menyimpulkan hasil penelitian terhadap pembelajaran berbantuan komputer jika dikaitkan komputer sebagai bagian dari pembelajaran, maka pembelajaran berbantuan komputer ini meningkatkan perolehan hasil belajar lebih tinggi.18 Pembelajaran daring yang kita terapkan pada saat ini khususnya dijenjang pendidikan sekolah dasar dimana peserta didik memiliki karakter yang masih suka belajar sambil bermain. Berbeda dengan mahasiswa yang telah dapat memahami proses pembelajaran daring. Dalam penelitian ini penulis akan mengemukakan bagaimana cara mengimplementasikan proses pembelajran daring pada masa pandemi serta bagaimana solusi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran daring di sekolah dasar. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, efektivitas pembelajaran berbasis daring ini sangat berperan penting pada saat ini. Karena untuk memutuskan mata rantai penyebaran coronavirus disease-19 atau yang dikenal dengan virus corona, hal ini tidak dapat kita paksakan sehingga akan menjaga kita dari penyebaran penyakit yang mematikan. Implementasi Pembelajaran Daring di Era Covid-19 Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Palu Implementasi pembelajaran sangat penting dalam suatu kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam proses pembelajaran 18 Punaji Setyosari, Pembelajaran Sistem Online: Tantangan dan Rangsangan. (Universitas Miarso: 2020), 2 guru harus memiliki teknik yang mampu membuat peserta didik aktif mengikuti proses pembelajaran, sesuai dengan perkembangan teknologi pada saat ini, implementasi pembelajaran di era covid-19 memiliki teknik yang bermacam- macam. Misalnya implementasi pembelajaran memanfaatkan perangkat teknologi informasi komunikasi (TIK), perlu secara kontinyu diawasi. Ketika pemerintah benar-benar melaksanakann program pendidikan melalui teknologi informasi komunikasi, perlu dibayangkan bagaimana pemangku kebijakan, akan mendapatakan sejumlah tantangan yang dihadapi. Apalagi peran guru dan orang tua sangat mempengaruhi kegiatan dalam pembelajaran khususnya di Madrasah Ibtidaiyah. Kemudian implementasi pembelajaran dapat diterapkan melalui luring dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penerapan suatu model pembelajaran memiliki satu komponen yang perlu diperhatikan agar suatu model pembelajaran dapat berkesinambungan dan memberikan pengaruh dalam pelaksanaannya. Komponen tersebut yaitu desain, aplikasi/implementasi, dan manajemen. Berkaitan dengan pembelajaran, pemanfaatan teknologi informasi dalam hal ini e-learning diperlukan tidak hanya pendidik yang terampil memanfaatkan teknologi serta teknologi pembuatan bahan ajar, akan tetapi diperlukan suatu rancangkan agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif. Pembelajarandi era pandemi covid-19 merupakan pembelajaran untuk membangun pemikiran tanpa harus melakukan pertemuan-pertemuan secara fisik, sedangkan pasca pandemi covid-19 merupakan pembelajaran personal dan pembelajaran secara sosial dimana individu telah menjadi sosok yang matang dalam konsep diri. Implementasi pembelajaran daring di era covid-19 perlu kita ketahui secara rinci bahwa proses ini sangat mempengaruhi tujuan pembelajaran, perkembangan kognitif peserta didik menjadi minim akibat pembelajaran yang tidak efisien, serta merubah karakter peserta didik itu sendiri.19 Implementasi pembelajaran yang diterapkan khususnya di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Palu, menggunakan sistem daring (dalam jaringan) hal ini membutuhkan alat atau penunjang dalam pembelajaran, misalnya gawai, kuota internet, dan buku pembelajaran kurikulum 2013. Apa yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran daring adalah cara yang tepat untuk sebuah penerapan pembelajaran daring, implementasi pembelajaran daring menggunakan media sosial whatsapp di sekolah tersebut, adapun cara memaparkan materi pembelajaran dapat melalui video dan mendownload media pembelajaran menggunakan media sosial YouTube. Mengapa tidak menggunakan media sosial lainnya? seperti google classroom, google form atau zoom meeting, karena media yang cocok dan mudah untuk menghubungkan pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp saja, dan terkadang guru membuat video pembelajaran khusus materi yang sulit dan membutuhkan contoh yang konkret mudah dipahami peserta didik khususnya kelas V sekolah dasar. Langkah pertama yang dilakukan oleh guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu yaitu, membentuk grup kelas pada aplikasi whatsapp, kemudian mengirimkan link agar orang tua siswa dapat bergabung di grup whatsapp yang telah dibentuk masing-masing guru kelas. Menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS), materi dan soal di grup whatsapp, kemudian materi tersebut di baca oleh peserta didik melalui panduan orang tua, kemudian diakhir pembelajaran guru mengirim soal dari materi yang telah disampaikan. Untuk mengetahui apakah peserta didik itu dapat mengerti atau tidak dapat diketahui 19 Henry Praherdhiono dkk, Implementasi Pembelajaran di Era & Pasca Pandemi Covid-19, (Malang: CV seribu Bintang Edisi Pertama, 2020), 30 dengan melihat jawaban-jawaban dari soal yang diberikan oleh guru. Adapun cara mengimplementasikan pembelajaran daring, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Palu, yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Daring Guru membuat Rencana Pelaksanaan (RPP) daring di era covid-19, yang berbeda dengan RPP sebelum adanya pandemi, yang menjadi perbedaan yaitu RRP sebelum pandemi ada 12 komponen, sedangkan saat ini keputusan dari kemendikbud menjadi 4 komponen. Media Pembelajaran Guru membuat media pembelajaran dalam bentuk video pembelajaran, kemudian dikirimkan ke grup kelas masing- masing, mengikuti jadwal pembelajaran yang telah ditentukan. Buku Tematik Kurikulum 2013 Buku k13 ini menjadi acuan yang akan menjadi bahan ajar di kelas, sesuai tema-tema yang telah disediakan. Dalam seminggu, guru melakukan pembelajaran daring 3 kali dalam seminggu sehingga banyak waktu yang digunakan peserta didik untuk belajar di rumah. Penutup dalam pembelajaran guru memberikan soal essay, maksimal 5 soal dan memberikan batas waktu hingga pukul 00.00 wita. Apabila tidak mengerjakan soal, ada penilian khusus untuk masing-masing peserta didik. Pentingnya mengetahui implementasi pembelajaran sebagai cara untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring agar proses pembelajaran tersebut terarah di era pandemi covid-19, agar peserta didik itu sendiri dapat di didik dengan ilmu pengetahuan serta mengembangkan wawasan. Dengan demikian, guru, orang tua dan peserta didik dapat meyesuaikan pembelajaran dengan keadaan pada saat ini. Implementasi pembelajaran yang dimaksud adalah menyampaikan materi menggunakan handphone (HP) setiap jadwal tertentu.20 Dari pendapat di atas peneliti bisa mengambil garis besar bahwa di madrasah tersebut penerapan pembelajaran pada saat ini menjadi jalan pintas agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Mengikuti tata tertib yang telah ditetapkan oleh kemedikbud. Guru dapat membuat dan merancang media pembelajaran yang mudah dipahami agar meningkatkan kompetensi peserta didik itu sendiri. Pelaksanaan pembelajaran di era pandemi, telah menyepakati bahwa pembelajaran dilakukan dengan cara yang tidak melakukan tatap muka berdasarkan prinsip social distancing dan physical distancing. Pengembangan sekolah sebagai tempat belajar dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan integrasi teknologi di sekolah. Implementasi pembelajaran di era covid-19 yaitu penerapan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) luring (luar jaringan). Pembelajaran yang akan dilaksanakan masih bertanya-tanya bagaimana caranya, maka pembelajaran dilaksanakan dengan pemberian tugas bagi anak yang terjangkau oleh Whatsapp (WA). Pimpinan Madrasah pun tidak memberatkan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar (KD) dalam pembelajaran. Implementasi pembelajaran daring yang dilakukan wali kelas khususnya kelas V cukup kreatif, mengapa demikian, sebelum melakukan proses pembelajaran yang akan dijalankan selama satu semester terlebih dahulu pendidik membuat kesepakatan bersama orang tua dan peserta didik, sebagaimana pendapat ibu Andayani wali kelas VB: 20 Abd. Basit, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu. “wawancara” Ruang Kantor, Tanggal 23 November 2020. Sebelum menerakan pembelajaran secara daring ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, tentunya alat pendukung dalam pembelajaran harus memadai dan harus dipersiapkan misalnya smartphone, kuota internet, dan buku pembelajaran tematik dari sekolah. Dalam situasi darurat pademi covid-19, saya sendiri dan orang tua peserta didik memahami keadaan, dengan adanya pembelajaran daring dapat memudahkan peserta didik dalam menerima pembelajaran tanpa harus tatap muka, penerapan pembelajaran ini pasti memiliki kekurangan maupun kelebihan, ada yang suka dan tidak suka. Megapa demikian, pembelajaran daring khususnya di madrasah ibtidaiyah ini sangat merujuk pada bahasa anak, sehingga upaya yang dilakukan oleh guru harus sekreatif mungkin agar apa yang disampaikan dapat diterima dan serta peserta didik tidak jenuh.21 Jadi dalam wawancara di atas peneliti mengambil garis besar bahwa proses implementasi pembelajaran yang dilakukan secara daring di era covid-19 ini tidak ada pihak yang dirugikan, karena dalam suatu kegiatan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai, dan untuk mewujudkan tujuan tersebut memerlukan pengorbanan, usaha yang maksimal dengan segala kemampuan yang ada. Dengan demikian, setelah melakukan implementasi pembelajaran secara daring ± 50% peserta didik dapat menimbah ilmu, 50% peserta didik dapat mencari wawasan pengetahuan dengan penggunaan media sosial. Untuk pembelajaran yang sulit dimengerti seperti mata pelajaran Bahasa Arab, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, karena mata pelajaran tersebut harus menggunakan media yang kongret dan adanya praktikum, sehingga guru dapat mengambil kesimpulan menjelaskan materi pembelajaran ini menggunakan aplikasi meeting zoom yang dapat di akses oleh beberapa peserta 21 Andayani Wali Kelas VB “Wawancara” Ruang Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu, Tanggal 24 November 2020. didik. Peserta didik merasa senang dengan implementasi pembelajaran secara daring, karena proses pembelajarannya dengan mudah berhadapkan dengan layar, adapun yang membuat peserta didik merasa jenuh, sulit untuk menanggapi dan proses kegiatan belajar yang tidak terstruktur dikarenakan tidak ada motivasi dari seorang guru yang ia takuti ketika di sekolah, suasana dalam kelas, serta tidak bertemu dengan teman-teman sekolah. Seperti tanggapan salah satu peserta didik kelas V B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Palu yang bernama Achmad Nur’ain: Saya senang dengan pembelajaran daring yang di berikan oleh ibu guru Andayani, karena cara ibu dalam menyampaikan pembelajaran dapat saya mengerti dengan cepat, dan setiap tugas yang ibu Andayani berikan saya langsung mengerjakannya tanpa rasa malas dan tanpa paksaan dari orang tua, soal yang diberikan sangat mudah untuk dikerjakan, sehingga setelah mengerjakan tugas sekolah saya dapat membantu orang tua di rumah dan bermain bersama adik-adik22 Dari pendapat salah satu peserta didik yang bernama Achmad Nur’ain mengatakan bahwa implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh wali kelas, dalam hal ini dilakukan oleh ibu Andayani selaku wali kelas V B. Dapat peneliti simpulkan bahwa implementasi pembelajaran secara daring di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu berjalan dengan baik, meskipun kita ketahui bahwa setiap pembelajaran yang dilaksanakan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Salah satu peserta didik kelas V A Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Palu yang bernama Anugrah juga berpendapat: Saya tidak menyukai pembelajaran daring dikarenakan keterbatasan mengguakan handphone milik orang tua 22 Achmad Nur’ain, peserta didik kelas V B “Wawancara” Jalan. Sungai Manonda, Tanggal 25 November 2020. yang sedang digunakan untuk bekerja. Serta minimnya waktu orang tua saya untuk menemani saya belajar di rumah.23 Berdasarkan wawancara di atas dapat peneliti ambil garis besar bahwa, peserta didik cenderung sulit menerima pembelajaran karena keterbatasan sarana dan prasarana yang digunakan untuk proses pembelajaran, minimnya dukungan serta motivasi dari orang tua sehingga peserta didik ini harus dipantau oleh wali kelas agar dapat menerima pembelajaran secara luring (luar jaringan), dengan tatap muka meskipun tiga kali dalam seminggu. Salah satu peserta didik kelas V C Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Palu yang bernama Abdul Rahman dan Abdul Rahim peserta didik kembar ini berpendapat: Kami bersyukur dengan adanya pembelajaran daring, walaupun sangat membosankan tetapi minimal kami tetap diberikan ilmu yang bermanfaat ketimbang tidak sama sekali. Dengan adanya pandemi covid-19 mengajarkan kami hal-hal yang baru, banyak waktu dalam pembelajaran dengan menggunakan smartphone (HP) membuat kami senang dan gembira.24 Dari pendapat di atas, dapat peneliti ambil garis besar bahwa dari beberapa peserta didik nyaman dengan pembelajaran daring dan ada pula yang tidak nyaman, karena beberapa faktor pendukung dari pembelajaran itu sendiri. Sehingga bagaimana implementasi pembelajaran di era covid-19 ini dapat dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya, guru dan orang tua mampu menerapkan pembelajaran daring dengan kompentensi 23Anugrah, peserta didik kelas V A “Wawancara” Jalan. Gawalise, Tanggal 11 Januari 2021. 24 Abdul Rahman dan Abdul Rahim Peserta Didik Kelas V C “Wawancara” Jalan Gawalise , tanggal 04 Februari 2021. mereka, sabar dan tetap semangat dalam membimbing peserta didik dimasa darurat covid-19. Berdasarkan hasil pengamatan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Palu, bentuk implementasi pelaksanaan pembelajaran daring di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu terdiri dari: Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut pembelajaran daring yang bersifat umum dan wajib diikuti oleh peserta didik yang mempunyai faktor pendukung dalam pembelajaran dan peserta didik yang tidak mempunyai faktor pendukung dalam pembelajaran dapat mengikutinya dengan pembelajaran tatap muka atau biasa disebut pembelajaran luring (luar jaringan). Pembelajaran jarak jauh dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh guru kelas masing-masing dan untuk yang mengikuti pembelajaran tatap muka bisa dilakukan tiga kali dalam seminggu. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) bertujuan untuk membina serta memantau peserta didik agar tetap melakukan pembelajaran selama dimasa darurat covid-19. Istilah pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini ada ketika munculnya pandemi covid-19, seiring dengan berjalannya waktu pembelajaran akan dilakukan seperti biasanya dengan tatap muka, semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran di sekolah ketika keadaan telah membaik. Adapun orang tua peserta didik yang bernama Ibu Masnaini juga menanggapi implementasi pembelajaran daring: Penerapan pembelajaran daring ini dilihat dari dua sisi yaitu, sisi positif dan negatif. Sisi positif dari implementasi pembelajaran daring ini yaitu: (1) anak memiliki banyak waktu di rumah bersama keluarga, (2) metode belajar yang variatif, ketimbang anak hanya berada di dalam kelas, kini mereka lebih fleksibel belajar di rumah, (3) anak peka dan beradaptasi dengan perubahan, (4) mau atau tidak, anak pasti harus mengeksplorasi teknologi, (5) sebagian anak merasa nyaman belajar dari rumah karena tidak ada yang mengganggu dan merusak konsentrasi dalam belajar. Adapun sisi negatif dari implementasi pembelajaran daring ini yaitu: (1) anak beresiko putus sekolah karena tidak memiliki semangat dalam pembelajaran daring, (2) penurunan pencapaian belajar, (3) tanpa sekolah, anak berpotensi menjadi korban kekerasan rumah tangga yag tidak terdeteksi guru, (4) keterbatasan gawai dan kuota internet sebagai fasilitas penunjang belajar daring, (5) anak beresiko kehilangan pembelajaran, (6) anak kurang bersosialisasi dan bermain bersama teman-temannya di sekolah.25 Implementasi pembelajaran daring ini salah satu upaya yang dilakukan pendidik, dan orang tua, agar menjadikan anak didik mereka tidak berdiam diri dan menyerah begitu saja dengan keadaan, menghindari wabah covid-19, mempersiapkan peserta didik yang siap bersaing di era digital, proses pembelajaran jadi lebih rileks, rajin menyusun target waktu untuk mengerjakan tugas/belajar materi yang diberikan, mengirim tugas tepat waktu, lebih banyak waktu untuk belajar. Pembelajaran Luring Istilah luring adalah kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai pengganti kata offline. Kata “luring” merupakan lawan kata dari “daring”. Dengan demikian, pembelajaran luring dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet. Sistem pembelajaran dengan memakai media, seperti televisi dan radio. Jika peserta didik menulis artikel atau mengerjakan tugas di Microsoft Word dan tidak meyambungkannya dengan jaringan internet, maka itu 25 Masnaini, Orang Tua Peserta Didik “Wawancara” Jalan Sungai Manonda, Tanggal 25 November 2020. adalah contoh aktivitas luring dan jika peserta didik melakukan offline conference dengan bertemu secara langsung tanpa menggunakan internet, hal itu adalah contoh ativitas luring.26 Implementasi pembelajaran daring di era covid-19 di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu megalami beberapa kendala, sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah, wali kelas, peserta didik dan orang tua peserta didik, sebagaimana hasil wawancara dengan wali kelas menyatakan sebagai berikut: Berkaitan dengan kendala yang dihadapi wali kelas terhadap implementasi pembelajaran daring di era covid-19, wali kelas V A berpendapat bahwa: Implementasi pembelajaran di masa pandemi covid-19 ini memiliki beberapa kendala seperti sarana prasarana yang akan digunakan dalam pembelajaran daring, kuota internet, dan keiginan dalam aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM). Guru tidak dapat mendeksi siapa yang paling semangat dalam belajar dan siapa yang main- main. Karena ketika guru memberikan soal untuk anak didik, orang tualah yang menjadi pusat dorongan untuk anak didik sehingga dapat mengerjakan soal sesuai dengan arahan dari gurunya. Kuota internet juga menjadi kendala dalam pembelajaran, tetapi dengan adanya bantuan dari pemerintah sehigga menjadi solusi dalam pembelajaran daring.27 Berdasarkan tanggapan yang diberikan oleh Wali Kelas V B Ibu Andayani, bahwa kendala yang dihadapi guru dalam implementasi pembelejaran daring di Era covid-19 di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu, tentunya memiliki kendala, kendala tersebut pasti memiliki solusi atau jalan keluar. 26www.stit-alkifayahriau.ac.id 27 Andayani Wali Kelas VB “Wawancara” Ruang Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu, Tanggal 24 November 2020. Sehingga apa yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, bagaimana kendala ini memiliki jalan keluar, guru harus kreatif untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Guru dan orang tua peserta didik bekerja sama dengan baik, meskipun dalam implementasi pembelajaran secara daring tidak efektif seperti pembelajaran tatap muka, setidaknya apa yang dihadapi di masa pandemi saat ini pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya, karena menuntut ilmu adalah kewajiban. Dengan demikian implementasi pembelajaran daring di era covid kelas V yang sudah direncanakan kadang ada kendala yang tidak diinginkan, ini termasuk sebuah problem yang perlu diperhatikan oleh sebuah lembaga pendidikan, yakni dalam hal ini bukan hanya wali kelas yang mempunyai tanggung jawab menyelesaikan tetapi orang tua peserta didik pula yang lebih aktif dalam memberikan dorongan dan motivasi belajar. Namun semua civitas akademik yang ada dilingkungan sekolah, dalam hal ini Kepala Madrasah yang mempunyai tanggung jawab dalam hal mengintruksian kepihak yang bersangkutan, karena jika tidak bisa bekerjasama maka wali kelas akan kualahan dalam menangani peserta didik yang bermasalah. Peserta didik yang bermasalah ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yakni ada tiga sub yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan sosial/masyarakat. Ketika pengaruh buruk yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri berasal dari lingkungan keluarga maka wali kelas harus melakukan pendekatan emosional dengan pihak keluarga, sehingga orang tua dapat mencari tahu permasalahan pada peserta didik itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti simpulkan bahwa, implementasi pembelajaran daring ini membutuhkan proses yang lama, komunikasi yang baik dan kesabaran yang kuat dalam menghadapi permasalahan dalam pembelajaran, guru dan orang tua bekerja sama yang baik sehingga pembelajaran daring dapat diterapkan dilingkungan keluarga dan masyarakat. Ada beberapa kiat-kiat dalam menangani atau solusi dari kesulitan peserta didik dalam memahami pembelajaran, yakni jaga agar tetap fokus, yang paling sering terjadi ketika peserta didik melakukan belajar seacara daring adalah ketidak focus, selama melakukan pembelajaran melalui internet, banyak sekali kendala yang mengganggu proses belajar, mulai itu menonton video, bermain games atau social media. Kemudian, guru dan orang tua berkomunikasi dengan baik, membuat jadwal agar peserta didik tetap aktif, persiapkan teknologi yang dibutuhkan, gunakan aplikasi belajar dan menjaga suasana belajar yang nyaman dan tenang. Dengan demikian proses implementasi pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh wali kelas juga dibantu oleh orang tua peserta didik, yang dimana tugas orang tua peserta didik mengarahkan anaknya dalam belajar. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa implementasi pembelajaran daring yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait di sekolah tersebut cukup baik, meskipun belum maksimal tetapi ada perubahan dibidang pengetahuan peserta didik, sehingga apa yang diterapkan tidak sia-sia. Penutup Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu yang telah diuraikan, maka peneliti menyimpulkan bahwa: Implementasi pembelajaran daring di era covid-19 kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu berjalan dengan cukup baik, banyak tanggapan positif dari peserta didik. Karena peserta didik tidak merasa tertekan denga proses implementasi pembelajaran daring, mereka senang dengan hal-hal yang baru dalam keseharian mereka. Adapun kendala dalam implementasi pembelajaran daring yaitu: Keterbatasan penunjang dalam pembelajaran, seperti handphone (HP), kuota internet. Kurangnya kesadaran peserta didik dalam menyesuaikan diri dalam jadwal pembelajaran daring, karena lebih asik dalam permainan. Adapun saran-saran penulis sebagai tindak lanjut dari permasalahan skripsi ini, diuraikan sebagai berikut: Kegiatan pembelajaran online yang telah dilakukan hendaknya terus dikembangkan walaupun sudah berakhirnya masa pandemi. Dengan adanya pembelajaran online peserta didik juga akan terbiasa dengan aplikasi aplikasi pembelajaran online yang dilakukan oleh seorang guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk membuat inovasi-inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran baik itu dari penggunaan-penggunan aplikasi daring yang dapat membantu jalannya kegiatan proses pembelajaran. Diharapkan tidak berhenti hanya pada saat masa pandemi virus corona saja. Daftar Pustaka Abd. Basit, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu. “Wawancara” Ruang Kantor, Tanggal 23 November 2020. Abdul Rahman dan Abdul Rahim Peserta Didik Kelas V C “Wawancara” Jalan Gawalise , tanggal 04 Februari 2021. Achmad Nur’ain, peserta didik kelas V B “Wawancara” Jalan. Sungai Manonda, Tanggal 25 November 2020. Al-Khandahlawi, Syaikh Hadits Maulana Zakariyyah. Kitab Fadhillah Amal. Jakarta: As-Shaff, 2011. Andayani Wali Kelas VB “Wawancara” Ruang Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palu, Tanggal 24 November 2020. Anggito, Abi & Setiawan, Johan. Metodologi Penelitian Kualitatif Sukabumi: Cv Jejak, 2018. Anugrah, peserta didik kelas V A “Wawancara” Jalan. Gawalise, Tanggal 11 Januari 2021. Arifin, Muhammad & Ekayati, Rini. E-Learning Berbasis Edmodo. Yogyakarta: Cv. Budi Utama, 2019. Ensiklopedi Pendidikan Indonesia Jilid 2. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 2009. Firdianti, Arinda. Implementasi Menajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Perstasi Belajar Siswa. Yogyakarta: CV Gre Publishing, 2018. Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005 Hamdani, Acep Roni. Efektivitas Implementasi Pembelajaran Daring (Full Online) di Masa Pandemi Covid-19 Pada Jenjang Sekolah Dasar. Subang: Didaktik, 2020. Hatta, Ahmad, Tafsir Qur’an Perkata. Jakarta: Maghfira Pustaka, 2009. Kemendikbud. Panduan Penyelenggaran Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). Jakarta: Kemendikbud, 2020. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Masnaini, Orang Tua Peserta Didik “Wawancara” Jalan Sungai Manonda, Tanggal 25 November 2020. Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Praherdhiono, Henry. Adi, Eka Pramono. Prihatmoko, Yulias. Nindigraha, Nunung. Soepriyanto, Yerry. Indreswari, Henny. Oktaviani, Herlina Ike. Implementasi Pembelajaran di Era dan Pasca Pandemi Covid-19. Malang –Jawa Timur: Cv Seribu Bintang, 2020. Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2016. Purwanto, Agus. Jurnal Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Makassar: P3M STKIP Muhammadiyah Enrekang, 2019. Rohmawati, Afifatu. Pendidikan Usia Dini, Efektivitas Pembelajaran, PAUD PPs. Universitas Negeri Jakarta: 2015. Sadikin, Ali & Hamidah, Afreni. Pembelajaran Online di Tengah Wabah Covid-19. Universitas Jambi: Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2020. Sakilah, Belajar Dalam Perspektif Islam. Uin Suska: 2013. Setyosari, Punaji. Pembelajaran Sistem Online: Tantangan dan Ringkasan. Universitas Miarso: t.t, 2020. Suharmin, Arikunto. Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan. Edisi II Cet IX. Jakarta: Rineka Cipta, 1992. Suryana. Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Uneversitas Pendidikan Indonesia: 2010. Susanto, Ahmad. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group, 2014. Thobroni, Muhammad & Mustofa, Arif. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013. Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cet. 12. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013. Undang-Undang R.I No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Bandung: Citra Umbara, 2003. Wirapati. Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Zakky. Implementasi Menurut Para Ahli dan KBBI. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. 50 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 51 52 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 53 54 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 55 56 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 57 58 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 59 60 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 61 62 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 63 64 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 65 66 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 67 68 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 69 70 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 71 72 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 73 74 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 75 76 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar Implementasi Pembelajaran.... | 77 78 | Nur Halifah, Khaeruddin Yusuf, Askar