EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS DI MTs NEGERI 1
PALU Moh. Israwan N. Samani Mahasiswa Program Studi Tadris IPS
FTIK
UIN Datokarama Palu
Email:
[email protected] Adawiyah Pettalongi Dosen Program Studi Tadris IPS FTIK UIN Datokarama Palu Email:
[email protected] Rizka Fadliah Nur, S.Pd.,M.Pd Dosen Program Studi Tadris IPS FTIK UIN Datokarama Palu Email:
[email protected] Abstract This article discusses the effectiveness of remedial learning in improving student learning outcomes in social studies subjects at MTs Negeri 1 Palu. The focus of the discussion in this study is how the effectiveness of remedial learning in improving student learning outcomes in social studies subjects at MTs Negeri 1 Palu and what factors hinder Remedial Learning in improving student learning outcomes in social studies subjects at MTs Negeri 1 Palu. The method that the author uses in this study is a qualitative research method. With data collection techniques including observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that in the effectiveness of remedial learning in improving student learning outcomes in social studies subjects at MTs Negeri 1 Palu, namely efforts to improve students are carried out if these students have not reached the minimum standard value, then students will be given remedial. because in this remedial learning students only repeat material that is not understood. Then the inhibiting factors in the effectiveness of remedial learning in improving student learning outcomes in social studies subjects at MTs Negeri 1 Palu, namely, the lack of attention from students, limited learning time carried out in schools as a result of the pandemic that is still endemic and the lack of communication between teachers and students. students to the problem of improving the value and efficiency of remedial learning in schools. Keywords: Abstrak Artikel ini membahas tentang Efektivitas Pembelajaran Remedial dalam meningkatkan hasil belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu. Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana Efektivitas Pembelajaran Remedial dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu dan faktor apa saja yang menghambat Pembelajaran Remedial dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kualitatif. Dengan tekhnik pengumpulan data diantaranya observasi, wawancara, dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjuk an bahwa dalam efektivitas pembelajaran remedial dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu yaitu usaha perbaikan terhadap peserta didik dilakukan jika peserta didik tersebut belum mencapai nilai standar minimal, maka peserta didik akan diberikan remedial. karena dalam pembelajaran remedial ini peserta didik hanya mengulang materi yang kurang dipahami. Kemudian faktor penghambat dalam efektivitas pembelajaran remedial dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu yaitu, kurangnya perhatian dari peserta didik, keterbatasan waktu belajar yang dilaksanakan di Sekolah akibat dari pandemi yang masih mewabah dan kurangnya komunikasi antara guru dan peserta didik terhadap masalah perbaikan nilai dan efisiensi pembelajaran remedial di Sekolah. Kata Kunci: Remedial, Hasil Belajar Peserta didik, Mata Pelajaran IPS Pendahuluan
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran remedial di sekolah dibuktikan dengan adanya karakteristik tertentu dalam proses dan produk pendidikan dan pengajaran selama dan setelah berlangsungnya kegiatan interaksi edukatif antara
peserta didik dengan lingkunganya.
Keberhasilan itu merupakan partisipasi guru dalam melaksanakan program
pendidikaan
dan pengajaran remedial, sikap dan dampak
intruksional
terhadap pembaruan pendidikan dan pengajaran, reputasi sekolah
dibidang
akademik dan
ekstrakulikuler,
pengetahuan, sikap dan perilaku siswa dalam pergaulan sosial di sekolah dan
diluar
sekolah. Karakteristik tersebut merupakan pertanda baik bagi tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran dan memberi ciri terhadap keberhasilan upaya peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah.1
Secara umum pembelajaran remedial tidaklah
berbeda dengan tujuan pengajaran
pada umumnya
yaitu agar setiap peserta didik dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran remedial bertujuan agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang
diharapakan
melalui perbaikan dalam proses
belajarnya. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Pembelajaran remedial merupakan upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/ kerjasama dengan ahli atau pihak manapun) untuk menciptakan situasi yang memungkinkan individu atau kelompok peserta didik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan. Pembelajaran tuntas menekankan bahwa peserta didik dituntut agar mencapai tujuan intruksional yang pertama terlebih dahulu sebelum ia dibolehkan mempelajari unit pelajaran yang baru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang kedua. Hal ini dikarenakan penguasaan tujuan intruksional pertama merupakan prasyarat untuk tujuan intruksional kedua dan seterusnya. Hal ini senada dengan hasil penelitian Skinner dalam Mukhtar dan Rusmini yang menyatakan bahwa secara ideal, peserta didik boleh mempelajari materi pelajaran berikutnya 1 Hartati, Efektivitas pembelajaran remedial
terhadap hasil belajar pendidikan agama islam siswa kelas XI SMA Negeri
1 Jeneponto (Makassar, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020) apabila ia telah betul-betul menguasai isi pelajaran yang telah dipelajari. Penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan dapat diketahui dengan memberikan tes formatif sebagai dasar umpan balik (feed back). Peserta didik yang belum mencapai kriteria yang ditetapkan baik secara keseluruhan maupun pada tujuan tertentu perlu dilakukan remedial dalam hal ini adalah remediasi berkelanjutan di mana tes formatif dan remedial ini diberikan secara teratur dan kontinu setiap kali sejumlah tujuan pembelajaran selesai dipelajari.2
Berdasarkan hasil observasi awal di MTs Negeri 1
Palu
bahwa
sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang menerapkan remedial terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Penerapan pembelajaran remedial dilakukan dalam upaya mengatasi salah satu aspek yang menjadi bagian dari tugas guru yang dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam
penelitian ini
adalah
Bagaimana
Efektivitas pembelajaran remedial
dalam
meningkatkan hasil
belajar
peserta didik pada
mata pelajaran
IPS di MTs Negeri 1 Palu dan Faktor apa saja yang menghambat pembelajaran remedial dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui
Efektivitas pembelajaran remedial
dalam meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu, dan mengetahui faktor penghambat pembelajaran remedial dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik Pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu. Penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan pemikiran sebagai pengembangan penelitian ilmiah dan perhatian lebih lanjut untuk menambah intelektual akademis, serta sebagai bahan untuk penelitian yang lebih mendetail tentang topik yang sama. Kemudian manfaat praktisnya Bagi siswa, diharapkan memberikan arahan atau bimbingan kepada peserta didik pada proses pembelajaran di kelas dalam merespon remedial dalam menguasai konsep-konsep ilmu yang diajarkan. Bagi guru, informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan lembaga pendidikan dalam pengembangan program remedial teaching. Sehingga diharapkan dapat memberikan solusi terhadap kesulitan pada peserta didik dalam menuntaskan suatu pelajaran dengan lebih meningkatkan prestasi belajar. Serta Bagi sekolah, sebagai masukan agar tetap menerapkan program pembelajaran remedial secara baik sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Dan Bagi penulis sendiri, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam melakukan penelitian di bidang pendidikan. Menurut Sukardi “pembelajaran remedial adalah upaya guru (dengan atau bantuan/kerjasama dengan ahli pihak lain) untuk memungkinkan individu atau kelompok peserta didik dengan karakteristik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya (meningkatkan prestasi, penyesuaian kembali) seoptimal mungkin sehingga dapat memahami kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana, terorganisasi, terarah terhadap keamanan kondisi objektif individu dan atau kelompok peserta didik yang bersangkutan serta daya dukung sarana lingkungannya”.3 2Maria
Waldetrudis Lidi, “pembelajaran remedial sebagai suatu upaya dalam mengatasi kesulitan belajar”. Jurnal foundasia
, (2018), 16-17. 3Sukardi, Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). 228. Kemudian Dedy Kustawan menjelaskan bahwa “pengajaran remedial (pengajaran perbaikan) adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat membetulkan atau memperbaiki agar pembelajaran menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pengajaran remedial diadakan setelah diketahui adanya kesulitan belajar, kemudian diadakan pelayanan khusus”. Sementara itu menurut Sofan Amri mengatakan bahwa “pelaksanaan remedial adalah pemberian bantuan bagi peserta didik kegiatan diagnostik kesulitan belajar, sampai pemberian bantuan dengan memilih bentuk-bentuk pembelajaran remedial sesuai dengan karakteristik kesulitan peserta didik. Berikut beberapa studi literatur penelitian yang relevan sesuai temuan orsinil dari penelitian ini: Penelitian yang dilakukan oleh saudari Fitri Sarumaha
program studi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah UIN Sumatera Utara (Medan
) pada tahun 2018 dengan judul penelitian “
Pelaksanaan Program Remedial Dalam Menuntaskan Hasil Belajar Siswa MIs Al- Hidayah Desa Muka Paya
”.4 Persamaan yang penulis lakukan adalah sama-sama membahas tentang program pembelajaran remedial di sekolah sebagai pembahasannya, Perbedaannya yaitu peneliti sebelumnya membahas tentang
pelaksanaan program remedial dalam menuntaskan hasil belajar siswa MIs Al-Hidayah Desa Muka Paya
. Sedangkan penulis membahas tentang “Efektivitas pembelajaran remedial dalam menigkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu Penelitian yang dilakukan oleh saudara Agus Salim Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul Efektivitas pembelajaran remedial dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa”. Persamaan yang peneliti lakukan adalah sama- sama membahas tentang Efektivitas pembelajaran remedial dalam meningkatkan hasil belajar pada peserta didik. Perbedaannya yaitu peneliti sebelumnya membahas tentang Efektivitas pembelajaran remedial dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa. Sedangkan penulis membahas tentang Efektivitas pembelajaran remedial dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu.5 4Fitri sarumaha, “
Pelaksanaan Program Remedial Dalam Menuntaskan Hasil Belajar Siswa Mis Al-Hidayah Desa Muka Paya. Skripsi
diterbitkan (Medan.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan, 2018
), 52. 5Agus Salim , Efektivitas pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa. Artikel penelitian diterbitkan. (Makassar. Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, 2017), 5. Metode Penelitian Penulisan Artikel ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif, karena sangat cocok dengan masalah yang akan diteliti dan sangat membantu penulis didalam proses penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian lapangan yang mengungkap keadaan sebenarnya dari objek yang akan di teliti dalam hal ini
moleong menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif
sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dari
perilaku yang dapat
diamati6. Dengan demikian,
pendekatan kualitatif
bertujuan untuk
mengungkap kejadian, fakta, keadaan, fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung
dengan
menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi
.7 Dapat disimpulkan
alasan
utama penulis
memilih
pendekatan
kualitatif
yaitu disamping sebagai metode yang cocok dengan arah penelitian ini, karena penulis menganggap bahwa metode ini merupakan cara yang bertatap langsung dengan para informan yang tidak lagi dirumuskan dalam bentuk angka-angka, cukup dengan cara observasi, pengumpulan data dan intisari dokumen. Secara garis besar, data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data priemer dan
sekunder. Data primer yaitu data
langsung
yang diperoleh dari
sejumlah
informan
yang ada
di
MTs Negeri 1 Palu. Data tersebut diperoleh dengan cara melalui hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Pada pola ini penulis membuat persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan tema dan informasi yang hendak
diteliti
penulis. Seiring dengan itu, penulis
mencari
keterangan untuk mendapatkan
informasi
dari orang
-orang
tertentu yang terlibat langsung
maupun
yang
tidak
langsung terhadap pokok permasalahan yang diangkat
. Sedangkan
data sekunder yaitu data
yang berupa
studi kepustakaan yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang bersifat pustaka sebagai landasan maupun kajian teoritis dan kerangka
pikir.
Dalam penelitian ini, data sekunder yang diperoleh
penulis
adalah data pendukung selain data primer yang telah disebutkan di atas. Data sekunder meliputi, absensi, buku pedoman guru, buku
pedoman
sekolah, visi misi sekolah
, serta
data-data dari sekolah tersebut
. Teknik pengumpulan
data yang digunakan penulis terdiri dari dua jenis yaitu
, (1)
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dengan
cara
pengamatan
dan pengindraan.
Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata dan
jelas
mengenai
Efektivitas pembelajaran remedial dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu. Observasi dilakukan dengan cara melihat, mendengar informasi dari informan serta merasakan kegiatan yang ada di sekolah tersebut. Penulis melakukan observasi dengan instrumen penelitian berupa pedoman observasi, alat tulis, alat perekam dan alat dokemntasi lainya untuk mencatat data yang didapatkan di 6Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), 3. 7Prasetyo Agung,“
Pengertian Penelitian Deskriptif Kualitatif” Artikel. https://www.linguistikid.com
(7 Agustus 2021). lapangan. (2) Wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dan mendalam. Wawancara langsung dan mendalam merupkan teknik pengumpulan data yang efektif dan efesien. Data tersebut berbentuk tanggapan, pendapat keyakinan dan hasil pikiran tentang segala satuan yang dipertanyakan. Melalui wawncara langsung dan mendalam peneliti mengumpulkan data melalui komunikasi antara peneliti dan informan atas dasar daftar pertanyaan yang telah dibuat dan langsung digunakan untuk mewawancarai para informan, dengan informasi yang diperoleh dari informaan itu peneliti lebih muda dalam penyusunan penelitian ini. Wawancara dengan informan dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang sudah dipersiapkan. Dengan demikian, informan yang dimaksud dalam penelitian ini yakni kepala madrasah, wakil kepala madrasah bidang kesiswaan,
guru bidang studi ilmu pengetahuan sosial dan peserta didik
MTs Negeri 1 Palu. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dari berbagai dokumen resmi atau arsip yang relevan dengan objek penelitian, dokumentasi, yang berupa gambar dan interview.8 Dengan demikian, dokumentasi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mengambil gambar
dari hasil
observasi,
wawancara
, dan data yang ada disekolah tersebut. Melalui analisis data penulis bermaksud melakukan: (
1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) verifikasi data
, baik
data yang
terkumpul melalui catatan lapangan maupun dari hasil interview penelitian, foto, dokumen-dokumen dan sebagainya. 1. Reduksi data Reduksi data adalah proses untuk menyusun data dalam bentuk uraian konkrit dan lengkap sehingga data yang disajikan dalam suatu bentuk narasi yang utuh, Metthew B. Milles dan A. Michael Huberman menjelaskan: Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemutusan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan: sebagaimana yang kita ketahui reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung.9 Reduksi data diterapkan pada hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penulis mereduksi data yang diperoleh dilapangan, memilih data yang sesuai, kemudian mengambil dari beberapa data yang dianggap mewakili untuk dimasukkan dalam pembahasan ini.
2. Penyajian data
Yaitu
setelah sejumlah data selesai dirangkum maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data tersebut ke dalam pembahasan
ini. Banyak
penyajiannya sederhana tanpa harus membutuhkan keterangan
-keterangan
lain
. Penyajian
data
yang diamksud
adalah
penyajian
data
yang telah direduksi dalam model-model tertentu untuk menghindari adanya kesalahan-kesalahan penafsiran terhadap data tersebut. 8Ibid.,157 9S.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan , (Jakarta: Rineka Cipta, 2000
), 181. 3. Verifikasi
data
Verifikasi data artinya memeriksa kembali data yang telah disajikan, sehingga penyajian dan pembahasan lebih akurat. Verifikasi data adalah tata pengambilan kesimpulan dari penyusunan data sesuai kebutuhan. Hasil dan Pembahasan Program remedial merupakan bagian integral dengan pengajaran yang direncanakan secara keseluruhan. Oleh karena itu, program remedial ini tidak akan mungkin dilaksanakan tanpa melaksanakan komponen-komponen yang lainya. Diselenggarakannya, kegiatan remedial teaching itu memiliki maksud dan tujuan, baik dalam arti luas atau ideal maupun dalam arti sempit, atau operasional. Dalam arti luas atau ideal menurut Ischak dan Warji kegiatan remedial teaching bertujuan untuk memberikan “bantuan” baik berupa “perlakuan pengajaran” maupun berupa “bimbingan” dalam upaya mengatasi kasus-kasus yang dihadapi para peserta didik. Bantuan yang berupa perlakuan pengajaran dalam proses belajar mengajar, misalnya: modul, PPSI, berbagai metode mengajar, dan sebagainya. Sedangkan bantuan yang berupa bimbingan lebih banyak menekankan pada kesejahteraan mental peserta didik. Kemudian dalam arti sempit atau operasional, kegiatan remedial teaching bertujuan untuk memberikan bantuan berupa perlakuan pengajaran kepada peserta didik yamg lambat, sulit, gagal belajar, agar mereka secara tuntas dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan kepada mereka.10 Tujuan utama diadakannya program remedial adalah untuk membantu peserta didik yang berkesulitan belajar agar mencapai tujuan pengajaran semaksimal mungkin, dengan efektif dan efesien. Disamping itu, dengan adanya program remedial ini guru dapat melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan mengajarnya, atau menyampaikan bahan pelajaran yang dirasa masih kurang atau terlambat. Adapun sasaran dari program remedial adalah sebagai berikut: Karena sifat pengajaran remedial adalah khusus, maka sasaran pengajaran remedial adalah juga khusus, yakni peserta didik yang mengalami masalah-masalah dalam belajar yang menyebabkan prestasi belajarnya rendah. Dengan kata lain, peserta didik yang menjadi sasaran pelaksanaan progam remedial adalah peserta didik yang termasuk dalam kriteria ketuntasan belajar. Sehubungan dengan kriteria tersebut, dibuat panduan skala sebagai berikut: “A: sangat baik, peserta didik yang mencapai 90-100% penguasaan tujuan, B: baik, peserta didik yang mencapai 80-89% penguasaan tujuan, C: cukup, peserta didik yang mencapai 60-79% penguasaan tujuan, dan D: gagal, peserta didik yang mencapai dibawah 59% penguasaan tujuan.”11 Bagi peserta didik yang mencapai taraf penguasaan A dan B akan diberi pengajaran pengayaan. Khusus peserta didik kategori A bentuk pengayaanya dapat menjadi tutor bagi teman-temanya, disamping bentuk-bentuk pengayaan lainnya. Sedangkan bagi peserta didik yang berkategori C dan terutama yang berkategori D menjadi prioritas peserta pengajaran perbaikan dalam bentuk program yang sangat 10Abd. Rahman Abror, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2014), 186. 11Djamaluddin, Proses Belajar Mengajar II (Jakarta: Ditjen Binbaga Islam, 2016), 22. intensif. Adapun yang berkategori C dapat menjadi peserta program pengajaran perbaikan dalam bentuk yang lebih ringan. Program pengajaran perbaikan khusus bagi peserta didik yang gagal (berkategori D) sangat memerlukan program remedial yang sangat khusus, seperti pelaksanaan pengajaran bagi mereka melibatkan kerjasama dengan pihak lain, seperti psikolog, pembimbing ahli, petugas khusus bimbingan dan penyuluhan serta memerlukan kinerja sungguh-sungguh yang menggunakan alat pengajaran yang lebih variatif. Adapun peserta didik yang berkategori C corak remedialnya berkisar pada pola adaptive remedial teaching, yakni pola pengajaran remedial yang lebih menekankan pada penyesuaian tingkat kesulitan pertanyaan dengan tingkat intelektualitas peserta didik”.12 Berdasarkan hasil observasi awal di MTs Negeri 1 Palu sekolah tersebut merupakan salahsatu sekolah yang menerapkan pembelajaran remedial terhadap peserta didik yang mengalami yang mengalami kesulitan belajar. Penerapan pembe lajaran remedial dilakukan dalam upaya mengatasi salah satu aspek yang menjadi dari tugas guru
yang dilakukan dalam
rangka
meningkatkan hasil belajar peserta didik. guru
IPS melaksanakan
pembelajaran
remedial dengan menggunakan jenis pembelajaran remedial pemberian pembelajaran ulang. Dimana guru menggunakan metode yang berbeda dengan penyederhanaan materi atau soal. Dari penggunaan jenis remedial tersebut sehingga menghasilkan peningkatan pada nilai Peserta Didik. TABEL 1 DATA PROGRAM REMEDIAL TEACHING SESUAI DAFTAR INFORMAN PESERTA DIDIK DI MTs NEGERI 1 PALU No Nama Peserta Didik Kriteria Nilai Nilai Keterangan Ketuntasan Sebelum Sesudah Minimal Remedial Remedial 1. Sisi Khumairah 74 70 75 2. Keisha Riandra 74 67 74 3. Alifah Siti Azra 74 72 85 Baik Cukup Baik 4. Moh. Fajar 74 70 83 5. Moh. Fitrah Reski 74 70 83 6. Moh. Ubaidillah 74 69 80 Baik Baik Baik 7. Rizkika Munawarah 74 73 89 Baik 8. Nadine Mila R. 74 70 90 9. Cheyla Cahaya Putri 75 70 88 10. Ayu Riski 75 74 90 Sangat Baik Baik Sangat Baik 11. Titanya Asy Zuhra 75 71 85 Baik 12. Tiara Nurul Intan 75 62 80 Baik Sumber data: Guru Mata Pelajaran IPS Tahun Pelajaran 2021/2022 Tabel di atas menunjukan daftar Peserta Didik yang melakukan pembelajaran Remedial dari masing-masing tingkatan kelas di MTs Negeri 1 Palu, khususnya pada 12Ibid, 23. mata pelajaran IPS dari rincian tersebut terdapat dua orang Peserta Didik kelas VII E, empat orang Peserta Didik kelas VIII C, dua orang Peserta Didik kelas VIII E dan empat orang Peserta Didik dari Kelas IX H. Berdasarkan hasil penelitian di MTs Negeri 1 Palu mengenai efektivitas pembelajaran remedial, terdapat beberapa tahap pelaksanaan pembelajaran remedial
yang dilakukan oleh guru IPS di MTs Negeri 1
Palu sebagai berikut: 1. Pemberian pembelajaran ulang Dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi. Variasi cara penyajian, peyederhanaan test atau pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan media yang lebih tepat. 2. Pemberian bimbingan secara khusus Misalnya bimbingan perorangan, dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan. 3. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjaka tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif. “drill” untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan. 4. Pemanfaatan tutor sebaya Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab. Hasil belajar yang menunjukan tingkat pencapaian kompetensi melalui postes, tes kinerja, dan observasi.13 13Dirma,
Penilaian dan Evaluasi Dalam Rangka Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014
), 134. Gambar 1 (Contoh Pelaksanaan Pembelajaran Remedial di Kelas) Sumber: Penelitian Moh. Israwan N. Samani Maret 2022 Penulis dapat menarik dua kesimpulan dari apa yang informan-informan katakan di atas yang pertama, pembelajaran remedial akan sangat membantu bagi peserta didik yang nilainya kurang bagus atau tidak mencapai standar. Kemudian kedua, adanya guru yang sangat peduli pada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar khsususnya pada mata pelajaran IPS, sehingga pelaksanaan pembelajaran remedial akan sangat efektif dilaksanakan di kelas karena guru tersebut paham dan tahu kondisi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar tersebut. Kesimpulan
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah penulis sampaikan
, pada bagian pendahuluan
maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1
. Efektivitas
pembelajaran
remedial merupakan usaha perbaikan terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Peserta didik dikatakan mengalami kesulitan belajar jika peseta didik tersebut belum mencapai nilai standar minimal, maka peserta didik akan diberikan yang namanya pembelajaran remedial. Peserta didik hanya diberikan nilai standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), karena dalam pembelajaran remedial ini peserta didik hanya mengulang materi yang kurang dipahami. 2. Faktor penghambat dalam efektivitas pembelajaran remedial pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Palu yaitu, kurangnya perhatian dari dalam diri peserta didik, keterbatasan waktu belajar yang dilaksanakan di Sekolah akibat dari pandemi yang masih mewabah dan kurangnya komunikasi antara guru dan peserta didik terhadap masalah perbaikan nilai dan pengefesienan pembelajaran remedial di Sekolah Referensi Agung Prasetyo,“Pengertian Penelitian Deskriptif Kualitatif” Artikel. https://www.linguistikid.com 7 Agustus 2021. Dirma, Penilaian dan Evaluasi Dalam Rangka Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa, Jakarta: Rineka Cipta, 2014. Djamaluddin, Proses Belajar Mengajar II Jakarta: Ditjen Binbaga Islam, 2016. Hartati, Efektivitas pembelajaran remedial terhadap hasil belajar pendidikan agama islam siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jeneponto Makassar, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020. Margono S., Metodologi Penelitian Pendidikan , Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Moleong Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001. Rahman Abror Abd., Psikologi Pendidikan Yogyakarta: Tiara Wacana, 2014. Salim Agus , Efektivitas pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa. Artikel penelitian diterbitkan. Makassar. Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, 2017. Sarumaha Fitri, “Pelaksanaan Program Remedial Dalam Menuntaskan Hasil Belajar Siswa Mis Al-Hidayah Desa Muka Paya. Skripsi diterbitkan Medan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan, 2018. Sukardi, Evaluasi pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Waldetrudis Lidi Maria, “pembelajaran remedial sebagai suatu upaya dalam mengatasi kesulitan belajar”. Jurnal foundasia, 2018. “Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar”, Jurnal Foundasia, IX No. 1
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 28-38
28
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 28-38
29
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 28-38
30
Moderasi Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 3, No
. 1,
h
. 28-38
31
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38