Bagi Hasil Petani Sawah Di Desa Kalangkangan Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Perspektif Ekonomi Islam

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1). Sistem Muzara’ah dan Mukhabarah pada pertanian padi sawah yang diterapkan oleh masyarakat desa Kalangkangan menggunakan pembagian yaitu 1/3 ( bagi tiga ). Jika penggarap menanggung semua biaya-biaya dalam pengelolaan pertanian padi sawah ini, maka penggarap mendapat 2 bagian, dan pemilik lahan mendapat 1 bagian, karena dalam perjanjian, pemilik lahan hanya menerima bersih. Adapun yang menggunakan system bagi 2 ( ½ ). Yaitu pemilik lahan menyiapkan lahan pertanian, dan menanggung biaya (traktor) penggarapannya, sedangkan penggarap menanggung biaya lainnya seperti pupuk, racun, bibit, dan lain-lain. 2). Dalam ekonomi Islam, membolehkan adanya sistem Muzara’ah dan Mukhabarah seperti yang dilakukan oleh masyarakat desa Kalangkangan kecamatan Galang kabupaten Tolitoli, karena kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan, bagi hasil yang mereka lakukan sesuai dengan apa yang mereka sepakati sejak awal akad, adanya sikap saling tolong-menolong, adil, jujur, amanah yang dilakukan oleh penggarap