Pertimbangan Hakim Dalam Memberikan Dispensasi Kawin Di Pengadilan Agama Kelas 1 A Palu (Studi Analisis Penetapan Hakim Nomor:95/Pdt.P/2020/PA.Pal)

Dispensasi kawin adalah pemberian izin kawin kepada calon suami/istri yang belum berusia 19 tahun yang mana orang tua dari mereka telah meminta dispensasi di pengadilan dengan alasan sangan mendesak, frasa terhadap alasan mendesak masih menimbulkan banyak penafsiran, karena tidak ada penjabaran yang jelas mengenai apa maksud dari alasan mendesak tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut, maka uraian dalam skripsi ini berangkat dari masalah Faktor Bagaimanakah dasar pertimbangan Hakim dalam memberikan dispensasi kawin di Pengadilan Agama kelas 1 A Palu ? dan Bagaimanakah analisis
hukum Islam “maslahah mursalah” terhadap dasar pertimbangan Hakim tersebut ? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris dengan pendekatan yuridis normatif, kehadiran peneliti, data dan sumber data, teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi, teknik analisis data dan pengecekan keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dasar pertimbangan Hakim memberikan dispensasi kawin adalah UU No. 16 Tahun 2019 perubahan atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 7 ayat (2) dan karena calon istri telah memiliki kematangan fisik dan mental. Adapun analisis hukum islam “maslahah mursalah” terhadap dasar pertimbangan Hakim tersebut dilihat dari segi kualitas dan kepentingan kemaslahatan berada di tingkatan kedua yakni Maslahah Hajiyyah atau bahkan bisa berada pada tingkatan pertama yakni Maslahah Dharuriyah. Dari kesimpulan yang diperoleh bahwa dasar pertimbangan Hakim dalam memberikan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Kelas 1 A Palu berpedoman pada Undang-undang dan berdasarkan pada kaidah fikih yakni maslahah mursalah.