Nawir, Mohammad (2024) DISORIENTASI PEMAHAMAN TERHADAP NARASI HADIS NABI TENTANG KEUTAMAAN PRIA ATAS WANITA STUDI PEMBEBASAN DAN KESEIMBANGAN. Musawa: Journal for Gender Studies, 16 (1). pp. 63-88. ISSN 2085-0255
Mohammad_Nawir_-_DISORIENTASI_PEMAHAMAN_TERHADAP_NARASI_HADIS_NABI_TENTANG_KEUTAMAAN_PRIA_ATAS_WANITA_STUDI_PEMBEBASAN_DAN_KESEIMBANGAN.pdf
Download (2MB)
Korespondensi Pihak Jurnal Musawa dan Penulis Artikel (Mohammad Nawir).pdf
Download (139kB)
Abstract
study concludes that the understanding of the predominance of men over women is based on a textual understanding of the validity of a hadith, which has been tested and acknowledged by classical and authoritative hadith scholars. This study deals with hadiths that relate to the preference of men over women. This study agrees with Amina Wadud (1992 M), Fatima Mernissi (1991 M), and Asma Barlas (2002) and (2011), arguing that the text itself does not support gender superiority and encourages reading religious texts by understanding the message of equality contained therein, as well as criticizing interpretations that oppress women. Laleh Bakhtiar (2007), which explains that in understanding religious texts about female subordinates, they need to be understood metaphorically. This research differs from Abu Ameenah Bilal Philips (1990), who supports the traditional view of gender in Islam. He argues that the role of men as leaders is part of the teachings of Islam based on religious texts. Sheikh Salih al-Fawzan (2000) supports the traditional interpretation of religious texts. He emphasizes the male role as a leader and protector of women based on the texts of religion. This research is library research. The approach used is a socio-historical approach. The primary data of this research is at-tis’ah poles; among them are Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasai, Ibn Majah, and Muwaththo Malik. The secondary sources are the books of Hadith, Sharh Hadith, and Sirah al-Nabawiyah. Keywords: disorientation of understanding, hadith, liberation, and freedom. Abstrak Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemahaman terhadapa hadis-hadis keutamaan pria atas wanita didasarkan pada pemahaman tekstual, berupa kaidah-kaidah kesahihan sebuah hadis, yang telah diuji dan diakui oleh ulama hadis klasik dan otoritatif. Penelitian ini membahas hadis-hadis yang berkaitan dengan keutamaan pria atas wanita. Penelitian ini sependapat dengan Amina Wadud (1992 M), Fatima Mernissi (1991 M), Asma Barlas (2002), (2011) berpendapat bahwa teks itu sendiri tidak mendukung superioritas gender dan Mendorong untuk membaca tek agama dengan memahami pesan kesetaraan yang terkandung di dalamnya, serta mengkritik interpretasi yang menindas perempuan. Laleh Bakhtiar (2007), yang menjelaskan bahwa dalam memahami teks agama tentang subordinat perempuan perlu pahami secara metaforik. Penelitian ini berbeda dengan Abu Ameenah Bilal Philips (1990) yang mendukung pandangan tradisional mengenai peran gender dalam Islam. Ia berargumen bahwa peran laki-laki sebagai pemimpin adalah bagian dari ajaran Islam yang berdasarkan teks-teks agama. Sheikh Salih al-Fawzan (2000) mendukung interpretasi tradisional teks agama. Ia menekankan peran laki-laki sebagai pemimpin dan pelindung perempuan berdasarkan teks-teks agama. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Sosio-historis. Data primer penelitian ini adalah kutub at-tis’ah, di antaranya adalah Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasai, Ibn majah, dan muwaththo Malik. Sedangkan sumber sekunder adalah kitab-kitab hadis, sharh hadis dan sirah al-Nabawiyah. Kata Kunci: Disorientasi pemahaman, Hadis, Pembebasan dan Kebebasan.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | disorientation of understanding, hadith, liberation, and freedom |
Subjects: | Tafsir & Hadis |
Depositing User: | Abu Bakri |
Date Deposited: | 21 Sep 2024 01:53 |
Last Modified: | 21 Sep 2024 01:53 |
URI: | http://repository.uindatokarama.ac.id/id/eprint/3826 |