Metode Penyajian Marfūʻāt Al-Asmā’ (Studi Muqāranah Kitab Al-Fiyyah Oleh Ibnu Mālik Dan Kitab Jāmiʻ Aldurūs Al-ʻarabiyyah Oleh Muṣṭafa Al-Ghalāyīnī)

Penguasaan bahasa Arab merupakan hal yang esensial untuk memahami AlQur'an dan Sunnah. Namun, pembelajaran Nahwu seringkali sulit karena sifat abstrak materi, banyaknya kaidah, dan metode pengajaran yang belum optimal. Hal ini mendorong urgensi kajian metode penyajian dalam kitab rujukan utama. Penelitian ini menganalisis dan membandingkan sistematika penyajian materi Marfūʻāt Al-Asmā’ dalam Kitab Alfiyyah Ibnu Mālik dan Jāmiʻ Ad-Durūs Al-ʻArabiyyah. Menggunakan pendekatan kualitatif komparatif, data dikumpulkan melalui studi kepustakaan dengan analisis konten dan muqāranah. Studi ini fokus pada perbandingan penulisan, bukan efektivitas pengajaran empiris. Hasil penelitian menunjukkan Alfiyyah Ibnu Mālik menyajikan materi ringkas dalam naẓam padat, mengintegrasikan kaidah dan contoh secara implisit. Pendekatan ini sangat bergantung pada syarh eksternal dan bimbingan guru, ideal bagi pembelajar menengah-mahir yang fokus pada hafalan dan fondasi Nahwu. Sebaliknya, Jāmiʻ Ad-Durūs Al-ʻArabiyyah menyajikan materi komprehensif, sistematis, dan mendetail melalui uraian deduktif, dengan banyak contoh variatif (termasuk Al-Qur'an), menjadikannya lebih mandiri. Cocok sebagai buku teks utama untuk pembelajar menengah (dapat diadaptasi untuk pemula dengan bimbingan). Kedua kitab memiliki persamaan sebagai rujukan penting Nahwu, cakupan komprehensif, dan penekanan pada akurasi i'rab. Perbedaan dan persamaan metode penyajian ini berimplikasi pada pengembangan pedagogi Nahwu. Secara teoritis, studi ini memperkaya pemahaman pendekatan penyajian. Secara praktis, disarankan pengajar mengadaptasi strategi dengan memanfaatkan kelebihan tiap kitab: Alfiyyah untuk hafalan/analisis, Jāmiʻ Ad-Durūs untuk pemahaman komprehensif. Implikasinya juga mendorong peserta didik memilih sumber belajar sesuai gaya dan tingkat pemahaman, demi penguasaan Nahwu yang lebih efektif dan aplikatif.