Peran Pelatihan Kader Taruna Melati Dalam Meningkatkan Sikap Religius Peserta Didik di SMK Muhammadiyah 1 Palu

Sikap religius atau sikap beragama bukanlah sikap bawaan secara lahir yang terbentuk dengan sendirinya, melainkan sangat dipengaruhi oleh keadaan individu dan lingkungan sosial yang ada, oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya secara efektif dan komperhensif untuk membentuk potensi keagaamaan dalam diri individu maupun peserta didik melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan secara struktural. Dalam upaya tersebut SMK Muhammadiyah 1 Palu membentuk suatu organisasi intra sekolah yang dikenal dengan pelatihan kader Taruna Melati sebagai media penanaman dan pembentukan nilai-nilai religius peserta didik. Penelitian ini terfokus pada bagaimana bentuk dan peran pelatihan kader Taruna Melati dalam membentuk sikap religius peserta didik dan implikasinya terhadap perubahan sikap beragama peserta didik. Penelitian yang penulis lakukan mengguanakan metode deskriptif kualitatif yakni menggambarkan dan menjelaskan hasil-hasil data yang penulis temukan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian yang penulis temukan yakni, Peran pelatihan kader Taruna Melati di SMK Muhamadiyah 1 Palu meliputi beberapa hal mendasar yakni, pertama, sebagai sarana pembentukan akhlak peserta didik dalam arti mengupayakan terkonstruknya akhlakul karimah peserta didik yang menjadi anggota resmi atau kader, kedua, memberikan pemahaman dasar dalam beragama berupa pengajaran ilmu-ilmu tauhid dan fiqih dasar, ketiga, mempererat jalinan ukhuwah peserta didik melalui interaksi dan komunikasi secara aktif dan keempat, memberikan keterampilan dasar dalam berorganisasi yakni berupa pelatihan dasar kepemimpinan. Implikasi dari keterlaksanaan pelatihan kader Taruna Melati pada sikap beragama peserta didik, dapat dilihat dari pertama, aspek aqidah peserta didik yang berkaitan dengan keyakinannya terhadap Allah Swt, kedua, aspek ibadah peserta didik yang dapat diamati dari konsistensi peserta didik dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim, dan ketiga, aspek akhlak yang berkaitan dengan etika pergaulan antar sesama peserta didik, bersama dewan guru dan masyarakat di mana peserta didik tersebut berada.