سلوك الزوجات عند خروج الأزواج )دراسة تحليلية في جماعة المستورات لجماعة التبليغ بقرية تولاى مركز توري منطقة باريجي موتونج)

Jama’ah Tabligh adalah jama’ah islam yang mengkhususkan dirinya hanya untuk berdakwah mereka memulai dakwahnya dari negara india dan sekarang telah tersebar di beberapa negara Arab . Jama’ah ini melakukan kegiatan dakwah yang disebut Khuruj. Keluarnya Jamaah Al-Tabligh mengharuskan anggotanya meninggalkan rumah selama beberapa hari hingga berbulan-bulan, meninggalkan keluarga, terutama istri dan anak, sesuai dengan perintah Surat At-Taubah ayat 24 dan tidak meninggalkan hak-haq istri sesuai dengan firman Allah dalam surah annisa ayat 24. Ketika suami melakukan program Khuruj, beberapa dampak psikologi muncul, terutama dari keluarga, lingkungan dan ekonomi. Untuk mengatasi efek ini, istri Jama’ah Tabligh harus mempercayai kemampuannya hidup sendiri tanpa di dampingi oleh suamiya.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang datanya dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumen. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis yang meliputi Reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dalam penelitian kualitatif terbagi menjadi empat bentuk, yaitu kredibilitas data (validitas internal), dependabilitas (reliabilitas) data, (3) transferabilitas (validitas ekstenal/generalisasi; (4) konfirmabilitas (objektivitas). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui psikologi istri dan mengetahui kepercayaan diri para istri jama’ah tabligh untuk hidup saat ditinggal oleh suami, Peneliti menggunakan pendekatan psikologis dengan 5 orang informan perempuan, yaitu istri Jamaat Tabligh yang memiliki suami yang tinggal di Desa Tolai.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Sigmund Freud dengan 3 aspek psikologis yaitu id, ego dan super ego yang berkaitan erat dengan terpenuhinya kebutuhan biologis, psikologis dan sosial istri Jama’ah Tabligh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa psikologi istri jama’ah tabligh yang ditinggal khuruj oleh suami tidak terpenuhi secara biologis, psikologis dan sosial melalui perasaan cemas, sedih, tertekan, takut dan paksaan. Namun rasa percaya dan keyakinan diri untuk hidup tanpa didampingi oleh suami terbentuk setelah melalui beberapa tahapan yaitu mendapat dukungan sosial dari keluarga dan kelompok sehingga informan dapat menjelaskan tentang khuruj, ikhlas dan setia bila suami melaksanakan program khuruj untuk agamanya.