Sisitem Nombagi pada Petani Jagung di Desa Omu Kabupaten Sigi Perspektif Ekonomi Islam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik bagi hasil di desa ini lebih didasarkan pada hukum adat dan kepercayaan, tanpa adanya kesepakatan tertulis. Sistem nombagi yang diterapkan belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip ekonomi
Islam, terutama dalam aspek ijab qabul, keadilan pembagian hasil, serta keseimbangan hak dan kewajiban antara pemilik lahan dan petani penggarap. Beberapa unsur akad muzaraah telah terpenuhi, namun masih terdapat ketidakseimbangan yang dapat menimbulkan ketidakpastian dan potensi konflik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman lebih lanjut mengenai prinsip ekonomi islam agar sistem nombagi dapat berjalan lebih adil dan sesuai dengan syariah. Oleh karena itu, disarankan agar pemilik lahan dan petani penggarap membuat
kesepakatan yang lebih jelas dan transparan, serta menerapkan prinsip ekonomi Islam dalam pembagian hasil. Pemerintah juga diharapkan memberikan sosialisasi dan regulasi yang mendukung sistem bagi hasil yang lebih adil. Selain itu, masyarakat perlu menjaga komunikasi dan kepercayaan dalam kerja sama pertanian agar terhindar dari konflik dan ketimpangan.