Pola Pembinaan Akhlak Remaja Putus Sekolah Di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Panti Sosial Anak Palu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melakukan akhlak pembinaan institusi dilakukan: 1. Melalui proses pembinaan Islam, pelatih yang merancang instruksi pembelajaran dan metodenya berdasarkan apa yang dibutuhkan remaja. 2. Materi pembelajaran terdiri dari: berdoa, wudhu, literasi Alquran, Akhlak dan lain lain. 3. Metode yang digunakan adalah memberi contoh, pembiasaan yang baik, diskusi, mempertanyakan dan menjawab, memberi ceramah, menasihati, penugasan tugas dan metode pelatihan. 4. Melalui pembinaan yang dilakukan terhadap remaja yang melanggar aturan di unit dengan pengembangan pribadi, juga mereka yang melanggar aturan yang disebut dan telah menyarankan dan mengarahkan agar tidak melanggar aturan lagi. Faktor-faktor yang berkontribusi adalah: a. Kesediaan semua orang tua memungkinkan remaja putus sekolah untuk masuk kepanti. b. Kehadiran semua pelatih yang memiliki kemampuan tinggi untuk melakukan tugasnya. c. Fasilitas bagus yang tersedia di institusi itu. Faktor penghambat adalah: a. Karena semua anak berasal dari latar belakang pendidikan berbeda (putus sekolah dari SD, SMP, SMA) membuat semua pelatih harus memberikan pembelajaran materilas berdasarkan pemahaman mereka. b. Kurangnya pemahaman anak tentang pendidikan Islam, mendesak pelatih untuk bekerja keras dalam menyediakan materilas pembelajaran seperti, pengendalian diri, kemandirian hidup di samping pengetahuan Islam.