Penerapan Nilai-nilai Praktik Budaya Keagamaan (Religious Culture) : Studi Multikasus Pada MAN 1 dan MAN 2 Banggai

Hasil penelitian didapatkan bahwa (1) Penerapan nilai-nilai praktik budaya keagamaan pada MAN 1 Banggai dalam bentuk budaya keagamaan adalah Nada dan dakwah, Nada: budaya keagamaan, Dakwah: perintah Allah SWT, peringatan Maulid, Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan hari Santri. Adapun praktik keagamaan yaitu shalat dzuhur berjamaah, salam, senyum, sapa (3S), toleransi dan saling menghormati, do’a bersama, dan tadarrus Al-Qur’an. Sedangkan pada MAN 2 Banggai budaya keagamaan adalah peringatan hari Santri, peringatan tahun baru Hijriah, pawai obor malam takbiran Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun kegiatan praktik keagamaan adalah shalat dzuhur berjamaah, shalat dhuha, salam, senyum, sapa (3S), toleransi dan saling menghormati, do’a bersama, pengembangan diri (kultum/ceramah agama, tadarrus Al-Qur’an). (2) Kepala MAN 1 Banggai telah menunjukkan perannya melalui kegiatan perencanaan, keteladanan, dukungan dan evaluasi. Adapun peran guru MAN 1 Banggai yakni keteladanan, pembiasaan, dan memberikan evaluasi. Sedangkan peran Kepala MAN 2 Banggai adalah sebagai motivator dan keteladanan. Adapun peran guru MAN 2 Banggai adalah sebagai motivator, keteladanan dan pembiasaan. (3) Faktor pendukung dan penghambat penerapan nilai-nilai praktik budaya keagamaan pada MAN 1 Banggai dapat berasal dari dalam dan dari luar. Untuk faktor pendukung (a), yaitu faktor dari dalam diri siswa terkait pada kesadaran diri dan antusiasme mereka dalam mengikuti kegiatan budaya keagamaan dan praktik keagamaan sedangkan faktor dari luar yaitu faktor keluarga, lingkungan sekolah, dan fasilitas pendukung. Sedangkan faktor penghambat (b) dari dalam berupa kurangnya minat dan motivasi dari diri siswa. Adapun faktor dari luar yaitu lingkungan keluarga yang kurang perhatian, lingkungan masyarakat dan media massa.