Tinjauan Penetapan Isbat Nikah Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi Penetapan Pengadilan Agama Palu Kelas IA)

Hasil penelitian menunjukan, faktor-faktor yang mempengaruhi suami isteri mengajukan isbat nikah di Pengadilan Agama Palu Kelas I A dikarenakan perkawinan mereka dahulu dilaksanakan tanpa dihadiri pegawai yang berwenang sehingga isbat nikah dilakukan agar disahkannya perkawinan sehingga perkawinannya mempunyai kekuatan hukum tetap. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya pencatatan perkawinan masih sangat minim. Tinjauan Penetapan Isbat Nikah menurut Hukum Islam dan Hukum Positif di Pengadilan Agama Palu Kelas I.A bahwa Isbat nikah dalam hukum islam didasari oleh metodologis asas yang kuat, yaitu qiyas dari ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan mu’amalah (surah Al-Baqarah ayat 282) dan maslahah mursalah dari perwujudan kemaslahatan. Dan isbat nikah sebagaimana Penetepan Nomor 085/Pdt.P/2020/PA.Pal dan Penetapan Nomor 100/Pdt.P/2021/PA.Pal sasuai dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya, dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2019, serta merujuk pada Pasal 7 ayat (3) huruf e Kompilasi Hukum Islam bahwa perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.