Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik bagi Hasil Cengkeh Berdasarkan Jumlah Pohon (Studi Kasus Pertanian di Desa Powelua)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemilik lahan memberikan tanah beserta cengkeh yang ada di dalamnya untuk dikelola oleh penggarap dengan perjanjian secara lisan dan telah disepakati, yaitu membagi pohon 50/50 ketika
pohon cengkeh hendak berbuah. Praktik pembagian pohon cengkeh yang dilakukan dianggap mencederai akad, karena syarat sah akad salah satunya adalah pembagian nisbah sesuai keuntungan, dalam hal ini adalah hasil panen. Namun
kenyataannya, pembagian dilakukan bukan berdasarkan hasil panen melainkan pembagian pohon. Kondisi tersebut dapat berpotensi merugikan pihak yang berakad karena ketidakjelasan buah dari pohon yang telah dibagi terutama kepada pemilik lahan yang telah memberikan sebagian pohon cengkehnya kepada penggarap. Berdasarkan fakta tersebut maka praktik pembagian pohon yang dilakukan masyarakat Desa Powelua dianggap bertentangan dengan syariat dan batal demi hukum